Wednesday, February 10, 2016

INTEGRASI PERSPEKTIF GLOBAL DALAM PENDIDIKAN DAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI ERA GLOBALISASI


Oleh ;
Fajar Setiwan

Pendahuluan
Dalam menghadapi globalisasi tanpa adanya persiapan yang kuat maka globalisasi akan menjadi sesuatu yang menakutkan dan akan berubah menjadi sesuatu yang negatif. Cara untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi globalisasi ini adalah dengan cara meningkatkan kesadaran dan memperluas wawasan. Cara untuk meningkatkan dan memperluas wawasan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan cara yang paling efektif adalah melalui pendidikan.

Peningkatan kualitas pendidikan bagi suatu bangsa, bagaimanapun mesti diprioritaskan. Sebab kualitas pendidikan sangat penting artinya, karena hanya manusia yang berkualitas saja yang bisa bertahan hidup di masa depan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk peningkatan kualitas pendidikan tersebut adalah dengan pengelolaan pendidikan dengan wawasan global.

Perspektif global merupakan pandangan yang timbul dari kesadaran bahwa dalam kehidupan ini segala sesuatu selalu berkaitan dengan isu global. Orang sudah tidak memungkinkan lagi bisa mengisolasi diri dari pengaruh global. Manusia merupakan bagian dari pergerakan dunia, oleh karena itu harus memperhatikan kepentingan sesama warga dunia. Tujuan umum pengetahuan tentang perspektif global adalah selain untuk menambah wawasan juga untuk menghindarkan diri dari cara berpikir sempit, terkotak oleh batas-batas subyektif, primordial (lokalitas) seperti perbedaan warna kulit, ras, nasionalisme yang sempit, dan lain sebagainya.
Dengan demikian pentingnya (urgensi) wawasan perspektif global dalam pengelolaan pendidikan ialah sebagai langkah upaya dalam peningkatan mutu pendidikan nasional. Hal ini dikarenakan seperti yang telah dituliskan sebelumnya, dengan wawasan perspektif global kita dapat menghindarkan diri dari cara berpikir sempit dan terkotak-kotak oleh batas subyektif sehingga pemikiran kita lebih berkembang. Kita dapat melihat sistem pendidikan di negara lain yang telah maju dan berkembang. Dapat membandingkannya dengan pendidikan di negara kita, mana yang dapat diterapkan dan mana yang sekedar untuk diketahui saja. Kita bisa mencontoh sistem pendidikan yang baik di negara lain selama hal itu tidak bertentangan dengan jati diri bangsa Indonesia.
Pembahasan
Integrasi perspektif global dalam pendidikan dan sistem pendidikan nasional di era globalisasi sangat perlu diterapkan. Hal ini sebagai antisipasi supaya peserta didik tidak tergerus oleh arus globalisasi yang begitu kuat seperti saat ini. Oleh karena itu dalam proses pendidikan siswa perlu di arahkan atau diperkenalkan masalah-masalah global, sehingga wawasan global siswa semakin luas dan diharapkan mampu untuk mengatasi atau mengelola arus dari pengaruh globalisasi.
Meningkatkan dan memperluas wawasan global merupakan unsur penting untuk memahami masalah global. Menurut Makagiansar (Mimbar Pendidikan, 1989) agar dapat meningkatkan wawasan global, maka pendidikan memegang peranan penting. Melalui pendidikan maka seseorang harus mampu mengembangkan 4 hal berikut:
Kemampuan mengantisipasi (anticipate), artinya pendidikan berusaha menyiapkan anak didik untuk dapat mengantisipasi perkembangan IPTEK yang begitu cepat.
Mengerti dan mengatasi situasi (cope), artinya dapat mengembangkan kemampuan dan sikap peserta didik untuk menangani dan berhadapan dengan situasi baru. Rasa kepedulian terhadap suatu masalah serta keinginan untuk mengatasi masalah merupakan faktor yang harus dikembangkan pada diri anak.
Mengakomodasi (acomodate), artinya dapat mengakomodasi perkembanagn IPTEK yang pesat dan segala perubahan yang ditimbulkannya. Dalam mengatasi (cope) dan mengakomodasi (acomodate) perlu dikembangkan sikap bahwa anak didik tidak larut oleh perubahan, tetapi ia harus mampu mengikuti dan mengendalikan perubahan agar tumbuh menjadi suatu yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan.
Mereoriantasi (reorient), artinya persepsi dan wawasan tentang dunia perlu diorientasikan kembali karena perkembangan IPTEK dan perubahan sosial yang cepat sehingga memperoleh wawasan yang semakin luas.

Upaya menghadapi tantangan Globalisasi di Bidang Pendidikan.
Dalam kompetisi menghadapi era globalisasi, Sumber Daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting. Jika mereka ridak siap, maka akan tergilas oleh arus globalisasi, sebaliknya jika mereka siap maka akan menjadi pemenang. Telah diketahui bersama bahwa globalisasi mempunyai dampak positif yang bisa membawa perubahan yang lebih baik, dan dampak negatif yang dapat menjadi boomerang khususnya bai dunia pendidikan di Indonesia.
Di dalam pendidikan seperti yang telah dibahas, maka tidak akan pernah luput dari komponen-komponen yang saling memiliki keterkaitan yaitu pendidik (guru), peserta didik (murid), orang tua (keluarga), dan lingkungan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh semua komponen tersebut dalam menghadapi globalisasi di dunia pendidikan.
Pendidik (Guru)
Menurut undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen telah ditegaskan bahwa yang dimaksud Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dijalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam hal globalisasi, posisi guru disini adalah sebagai tenaga pendidik profesional, yang mampu meningkatkan martabat, mampu melaksanakan dan mewujudkan pendidikan nasional. Tujuan akhirnya tidak lain adalah mengembangkanpotensi peserta didik agar tidak hanya menjadi individu yang terampil dan cerdas, namun juga beriman dn bertakwa.
Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas peningkatan moral pelajar dan kemerosotannya. Oleh karena itu tugas guru tidak terbatas pada kegiatan mengajar, tapi yang terpenting adalah mencetak karakter murid. Selain itu dengan berkembangnya bidang teknologi informasi, guru harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkannya semaksimal mungkin gunan menunjang aktifitas mengajarnya di kelas.
Peserta didik (siswa)
Tugas utama seorang siswa adalah belajar. Selain itu, dalam era globalisasi seperti ini, siswa harus mampu memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk. Terlebih lagi mereka yang dalam masa-masa labil, masa-masa dimana selalu ingin tahu dan mencoba hal-hal baru. Disinilah siswa harus benar-benar memilih pilihan yang tepat. Akses internet memang sangat bermanfaat jika digunakan untuk keperluan yang bermanfaat misalnya untuk bahan belajar, namun jika internet digunakan untuk hal-hal negatif seperti akses video porno, hal ini justru akan berdampak buruk bagi perkembangan siswa.
Orang Tua (Keluarga)
Orang tua atau keluarga sebagai tempat pendidikan awal bagi anak sebelum mereka dikenalkan denga dunia luar harus  memberikan dasar-dasar pendidikan kepada anak yang nantinya akan menentukan pertumbuhan serta perkembangan anak di masa mendatang. Selain itu orang tua juga wajib melakukan kontrol terhadap kegiatan anak, karena apabila tidak diawasi akan mengarahkan anak menjadi suatu pribadi dan perilaku yang tak terkontrol.. Mencari kegiatan anak tidak harus mlakukan pengawasan setiap detik, namun dapat dilakukan dengan menanyakan siapa teman bermai, menanyakan keadaan anak pada guru di sekolah dan lain sebagainya.
Lingkungan.
Lingkungan dapat mengakibatkan perubahan perilaku dan kepribadian seseorang, karena disinilah segala pengaruh timbul, baik dari teman sebaya ataupun orang lain. Untuk itu pemilihan lingkungan sangat penting dalam mengahadapi arus globalisasi yang akan berdampak pada dunia pendidikan. Karena kewajiban terpenting kita adalah berinteraksi dengannya.
Disamping komponen-komponen pendidikan, pemerintah sebagai pengatur aktifitas negara termasuk pendidikan juga harus segera mencari pemecahan dari permasalahan yang dapat mengakibatkan terganggunya pelaksanaan pendidikan.
Salah satu terobosan dalam sistem pendidikan nasional yang ditawarkan pemerinatah untuk menjawab tantangan global adalah dengan merubah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai Juli 2013, karena kurikulum lama yang dibuat 2006, tidak sesuai lagi dengan perubahan zaman.  Dan memang sudah saatnya dilakukan karena selama ini kurikulumnya tidak menekankan pada pengembangan sumberdaya manusia (SDM), namun siswa lebih banyak disodori hafalan, bukan kompetensi dan sains yang sebenarnya sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Penutup
Dari pemaparan yang disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa globalisasi dapat diartikan juga sebagai pasar yang meng global, atau kapitalisme global (secara kuantitatif telah membesar secara luar biasa). Jadi arti kata global mengandung arti lingkupnya yang kompak, teritegrasi dan menyatu, menggantikan nasional dan regional baik dalam aspek ekonomi, budaya, sosial, dan pendidikan.
            Kebudayaan dalam hal ini adalah pendidikan khususnya di Indonesia  juga tidak lepas dari dampak globalisasi, dimana pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan sangat pesat. Hal ini memicu tantangan baru bagi pendidikan Indonesia untuk menghadapi peluang masuknya  lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari negara luar. Untuk mengghadapi hal ini tentunya Indonesia harus meningkatkan mutu pendidikan, baik dalam hal perbaikan fasilitas, manajemen maupun sumber daya manusia bangsa Indonesia itu sendiri sehingga pendidikan Indonesia mampu bersaing dan tidak tertinggal dengan negara lain. Masuknya berbagai pengaruh globalisasi terutama menyangkut pendidikan harus ditelaah lebih mendalam, sejauh mana globalisasi mampu mengarahkan perkembangan pendidikan di Indonesia, apakah menjadi lebih baik atau sebaliknya. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam sistem pendidikan nasional adalah dengan merubah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013 yang bertujuan untuk menyiapkan anak didik yang memiliki kompetensi mumpuni, menjawab tantangan zaman, mendorong kratifitas serta mengajarkan budi pekerti.