Oleh ;
Fajar Setiwan
Pendahuluan
Dalam
menghadapi globalisasi tanpa adanya persiapan yang kuat maka globalisasi akan
menjadi sesuatu yang menakutkan dan akan berubah menjadi sesuatu yang negatif.
Cara untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi globalisasi ini adalah dengan cara meningkatkan kesadaran dan
memperluas wawasan. Cara untuk meningkatkan dan memperluas wawasan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, dan cara yang paling efektif adalah melalui
pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan bagi suatu bangsa, bagaimanapun mesti
diprioritaskan. Sebab kualitas pendidikan sangat penting artinya, karena hanya
manusia yang berkualitas saja yang bisa bertahan hidup di masa depan. Salah
satu cara yang dapat dilakukan untuk peningkatan kualitas pendidikan tersebut
adalah dengan pengelolaan pendidikan dengan wawasan global.
Perspektif global merupakan pandangan yang timbul dari kesadaran bahwa
dalam kehidupan ini segala sesuatu selalu berkaitan dengan isu global. Orang
sudah tidak memungkinkan lagi bisa mengisolasi diri dari pengaruh global.
Manusia merupakan bagian dari pergerakan dunia, oleh karena itu harus
memperhatikan kepentingan sesama warga dunia. Tujuan umum pengetahuan tentang
perspektif global adalah selain untuk menambah wawasan juga untuk menghindarkan
diri dari cara berpikir sempit, terkotak oleh batas-batas subyektif, primordial
(lokalitas) seperti perbedaan warna kulit, ras, nasionalisme yang sempit, dan
lain sebagainya.
Dengan demikian pentingnya (urgensi) wawasan perspektif global dalam
pengelolaan pendidikan ialah sebagai langkah upaya dalam peningkatan mutu
pendidikan nasional. Hal ini dikarenakan seperti yang telah dituliskan
sebelumnya, dengan wawasan perspektif global kita dapat menghindarkan diri dari
cara berpikir sempit dan terkotak-kotak oleh batas subyektif sehingga pemikiran
kita lebih berkembang. Kita dapat melihat sistem pendidikan di negara lain yang
telah maju dan berkembang. Dapat membandingkannya dengan pendidikan di negara
kita, mana yang dapat diterapkan dan mana yang sekedar untuk diketahui saja.
Kita bisa mencontoh sistem pendidikan yang baik di negara lain selama hal itu
tidak bertentangan dengan jati diri bangsa Indonesia.
Pembahasan
Integrasi
perspektif global dalam pendidikan dan sistem pendidikan nasional di era
globalisasi sangat perlu diterapkan. Hal ini sebagai antisipasi supaya peserta
didik tidak tergerus oleh arus globalisasi yang begitu kuat seperti saat ini.
Oleh karena itu dalam proses pendidikan siswa perlu
di arahkan atau diperkenalkan masalah-masalah global, sehingga wawasan global
siswa semakin luas dan diharapkan mampu untuk mengatasi atau mengelola arus
dari pengaruh globalisasi.
Meningkatkan dan memperluas wawasan global merupakan
unsur penting untuk memahami masalah global. Menurut Makagiansar (Mimbar
Pendidikan, 1989) agar dapat meningkatkan wawasan global, maka pendidikan
memegang peranan penting. Melalui pendidikan maka seseorang harus mampu
mengembangkan 4 hal berikut:
Kemampuan
mengantisipasi (anticipate), artinya pendidikan berusaha menyiapkan anak didik
untuk dapat mengantisipasi perkembangan IPTEK yang begitu cepat.
Mengerti dan
mengatasi situasi (cope), artinya dapat mengembangkan kemampuan dan sikap
peserta didik untuk menangani dan berhadapan dengan situasi baru. Rasa kepedulian terhadap suatu masalah serta
keinginan untuk mengatasi masalah merupakan faktor yang harus dikembangkan pada
diri anak.
Mengakomodasi
(acomodate), artinya dapat mengakomodasi perkembanagn IPTEK yang pesat dan
segala perubahan yang ditimbulkannya. Dalam mengatasi (cope) dan mengakomodasi
(acomodate) perlu dikembangkan sikap bahwa anak didik tidak larut oleh perubahan, tetapi ia harus mampu
mengikuti dan mengendalikan perubahan agar tumbuh menjadi suatu yang positif
dan bermanfaat bagi kehidupan.
Mereoriantasi
(reorient), artinya persepsi dan wawasan tentang dunia perlu diorientasikan kembali karena perkembangan IPTEK dan
perubahan sosial yang cepat sehingga
memperoleh wawasan yang semakin luas.
Upaya
menghadapi tantangan Globalisasi di Bidang Pendidikan.
Dalam
kompetisi menghadapi era globalisasi, Sumber Daya manusia mempunyai peranan
yang sangat penting. Jika mereka ridak siap, maka akan tergilas oleh arus
globalisasi, sebaliknya jika mereka siap maka akan menjadi pemenang. Telah
diketahui bersama bahwa globalisasi mempunyai dampak positif yang bisa membawa
perubahan yang lebih baik, dan dampak negatif yang dapat menjadi boomerang
khususnya bai dunia pendidikan di Indonesia.
Di dalam
pendidikan seperti yang telah dibahas, maka tidak akan pernah luput dari
komponen-komponen yang saling memiliki keterkaitan yaitu pendidik (guru),
peserta didik (murid), orang tua (keluarga), dan lingkungan. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan oleh semua komponen tersebut dalam menghadapi
globalisasi di dunia pendidikan.
Pendidik
(Guru)
Menurut
undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen telah ditegaskan bahwa
yang dimaksud Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik dijalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Dalam hal globalisasi, posisi guru disini adalah sebagai tenaga pendidik
profesional, yang mampu meningkatkan martabat, mampu melaksanakan dan
mewujudkan pendidikan nasional. Tujuan akhirnya tidak lain adalah
mengembangkanpotensi peserta didik agar tidak hanya menjadi individu yang
terampil dan cerdas, namun juga beriman dn bertakwa.
Guru adalah
orang yang bertanggung jawab atas peningkatan moral pelajar dan kemerosotannya.
Oleh karena itu tugas guru tidak terbatas pada kegiatan mengajar, tapi yang
terpenting adalah mencetak karakter murid. Selain itu dengan berkembangnya
bidang teknologi informasi, guru harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkannya
semaksimal mungkin gunan menunjang aktifitas mengajarnya di kelas.
Peserta
didik (siswa)
Tugas utama
seorang siswa adalah belajar. Selain itu, dalam era globalisasi seperti ini,
siswa harus mampu memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk. Terlebih
lagi mereka yang dalam masa-masa labil, masa-masa dimana selalu ingin tahu dan
mencoba hal-hal baru. Disinilah siswa harus benar-benar memilih pilihan yang tepat.
Akses internet memang sangat bermanfaat jika digunakan untuk keperluan yang
bermanfaat misalnya untuk bahan belajar, namun jika internet digunakan untuk
hal-hal negatif seperti akses video porno, hal ini justru akan berdampak buruk
bagi perkembangan siswa.
Orang Tua
(Keluarga)
Orang tua
atau keluarga sebagai tempat pendidikan awal bagi anak sebelum mereka
dikenalkan denga dunia luar harus memberikan dasar-dasar pendidikan
kepada anak yang nantinya akan menentukan pertumbuhan serta perkembangan anak
di masa mendatang. Selain itu orang tua juga wajib melakukan kontrol terhadap
kegiatan anak, karena apabila tidak diawasi akan mengarahkan anak menjadi suatu
pribadi dan perilaku yang tak terkontrol.. Mencari kegiatan anak tidak harus
mlakukan pengawasan setiap detik, namun dapat dilakukan dengan menanyakan siapa
teman bermai, menanyakan keadaan anak pada guru di sekolah dan lain sebagainya.
Lingkungan.
Lingkungan
dapat mengakibatkan perubahan perilaku dan kepribadian seseorang, karena
disinilah segala pengaruh timbul, baik dari teman sebaya ataupun orang lain.
Untuk itu pemilihan lingkungan sangat penting dalam mengahadapi arus
globalisasi yang akan berdampak pada dunia pendidikan. Karena kewajiban
terpenting kita adalah berinteraksi dengannya.
Disamping
komponen-komponen pendidikan, pemerintah sebagai pengatur aktifitas negara
termasuk pendidikan juga harus segera mencari pemecahan dari permasalahan yang
dapat mengakibatkan terganggunya pelaksanaan pendidikan.
Salah satu
terobosan dalam sistem pendidikan nasional yang ditawarkan pemerinatah untuk
menjawab tantangan global adalah dengan merubah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai Juli 2013,
karena kurikulum lama yang dibuat 2006, tidak sesuai lagi dengan perubahan
zaman. Dan memang sudah saatnya dilakukan
karena selama ini kurikulumnya tidak menekankan pada pengembangan sumberdaya
manusia (SDM), namun siswa lebih banyak disodori hafalan, bukan kompetensi dan
sains yang sebenarnya sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Penutup
Dari
pemaparan yang disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa globalisasi dapat
diartikan juga sebagai pasar yang meng global, atau kapitalisme global (secara
kuantitatif telah membesar secara luar biasa). Jadi arti kata global mengandung
arti lingkupnya yang kompak, teritegrasi dan menyatu, menggantikan nasional dan
regional baik dalam aspek ekonomi, budaya, sosial, dan pendidikan.
Kebudayaan
dalam hal ini adalah pendidikan khususnya di Indonesia juga tidak lepas
dari dampak globalisasi, dimana pengetahuan dan teknologi telah berkembang
dengan sangat pesat. Hal ini memicu tantangan baru bagi pendidikan Indonesia
untuk menghadapi peluang masuknya lembaga pendidikan dan tenaga pendidik
dari negara luar. Untuk mengghadapi hal ini tentunya Indonesia harus meningkatkan
mutu pendidikan, baik dalam hal perbaikan fasilitas, manajemen maupun sumber
daya manusia bangsa Indonesia itu sendiri sehingga pendidikan Indonesia mampu
bersaing dan tidak tertinggal dengan negara lain. Masuknya berbagai pengaruh
globalisasi terutama menyangkut pendidikan harus ditelaah lebih mendalam,
sejauh mana globalisasi mampu mengarahkan perkembangan pendidikan di Indonesia,
apakah menjadi lebih baik atau sebaliknya. Salah satu upaya yang dilakukan
pemerintah dalam sistem pendidikan nasional adalah dengan merubah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
menjadi kurikulum 2013 yang bertujuan untuk menyiapkan anak didik yang memiliki
kompetensi mumpuni, menjawab tantangan zaman, mendorong kratifitas serta
mengajarkan budi pekerti.