Sunday, February 14, 2016

PENYEBARAN ISLAM DI ANDALUSIA


BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah peradaban Islam telah tercatat dalam sejarah, bahwa pada pertengahan abad ke8 M hingga permulaan abad ke-13 M,Islam pernah mengalami masa kejayaan. Kejayaan Islam ini diperlihatkan dengan berbagai kemajuan-kemajuan dalam banyak bidang seperti bidang ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, teknologi dan masih banyak yang lainnya. Kemajuan-kemajuan itu terjadi baik dari Daulah Islam di Timur (Daulah Abbasiah) yang berpusatdi Baghdad maupun Islam di Barat (Daulah Umayyah) yang berpusat di Cordoba.
Di masa khalifah Bani Umayyah yang berumur kurang lebih 90 tahun telah mencapai keberhasilan ekspansi ke berbagai daerah, baik di Timur maupun di Barat dengan wilayah kekuasaan Islam yang sangat luas. Pada zaman khalifah al-Walid Ibn al-Malik, salah satu khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, umat Islam mulai menaklukan semenanjung Iberia. Semenanjung Iberia adalah namatua untuk wilayah Spanyol dan Portugal. Sejak awal abad 5 Masehi (tahun 406 M), wilayah tersebut dikuasai oleh bangsa Vandals, maka dinamakan Vandalusia. Namun sejak tahun 711 M, semenanjung Iberia dan wilayah selatan Prancis jatuh ke dalam kekuasaan Islam, diperintah oleh pembesar-pembesar Arab dan Barbar. Sejak itulah, wilayah ini dikenal dengan Andalusia.
Spanyol merupakan tempat paling utama dan jembatan emas bagi Eropa dalam menyerap peradaban Islam dan hasil-hasil kebudayaan Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, social, perekonomian, maupun peradaban antarnegara. Orang-orang eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada dibawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangga Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains. Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahan Islam yang berkembang di periode klasik.

BAB II
PEMBAHASAN
1.      Proses Masuknya Islam di Spanyol
Semenanjung Iberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah Portugal sekarang ini, menjorok ke selatan ujungnya hanya dipisahkan oleh sebuah selat sempit dengan ujung benua Afrika. Bangsa Grit tua menyebut selat sempit itu dengan tiang-tiang Hercules dan di seberang selat sempit itu terletak di benua Eropa. Selat sempit itu sepanjang kenyataan memisahkan lautan tengah dengan lautan atlantik.[1]
       Semenanjung Iberia, sebelum ditaklukkan bangsa Visighots pada tahun 507 M, didiami oleh bangsa Vandals. Justru wilayah kediaman mereka itu disebut dengan Vandalusia. Dengan mengubah ejaanya dan cara membunyikannya, bangsa Arab pada masa belakangan menyebut semenanjung Iberia itu dengan Andalusia.
Spanyol diduduki oleh umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abdul Malik mengangkat Hasan bin Nu’man Al-Ghassani menjadi Gubernur di daerah itu. Pada masa khalifah Al-Walid, Hasan bin Nu’man sudah digantikan oleh Musa bin Nushair. Di zaman Al-walid itu, Musa bin Nushair memperluas wilayah kekuasaanya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya.
Dalam proses penaklukan Spanyol ada 3 pahlawan Islam yang memimpin pasukan kesana yakni Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Namun, yang sebagai perintis dan penyelidik kedatangan Islam ke Andalusia adalah Tariq ibn Ziyad. Ia yang telah memimpin pasukan tentera menyeberangi lautan Gibralta (Jabal Thariq) menuju ke semenanjung Iberia. Musa ibn Nushair pada tahun 711 M, mengirim pasukan Islam dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad yang hanya berjumlah 7000 orang dan tambahan pasukan 5000 personel yang memang tak sebanding dengan tentera pasukan Gothik yang berkekuatan 100.000 lengkap bersenjata. Namun, pada akhirnya, Thariq bin Ziyad mencapai kemenangan, dengan mengalahkan Raja Foderick di Bakkah dan menaklukan kota-kota penting seperti Cordova, Granada, Toledo dan hingga akhirnya menguasai seluruh kota penting di Spanyol.
       Kemenangan-kemenangan Islam terlihat nampak begitu mudah. Tentu hal ini didorong oleh faktor-faktor baik karena tokoh-tokoh pejuang dan prajurit Islam yang kuat, kompak dan penuh percaya diri dan juga didorong oleh faktor-faktor yang menguntungkan Islam yakni kondisi sosial, politik dan ekonomi Spanyol yang buruk pada waktu itu.
2.      Perkembangan Politik
Pada waktu Bani Umayyah (661-750 M) yang berpusat di Damaskus jatuh pada tahun 132 H (750 M) dan digantikan oleh Bani Abbasiyah yang berkedudukan di Baghdad. Pada saat itu terjadi pembunuhan massal serta pengejaran terhadap sisa-sisa keluarga Umayyah, terdapat seorang amir yang dapat meloloskan diri dan selamat dari pembantaian, ia bernama Amir Abdurrahman bin Muawiyyah bin Hisyam bin Abdil Malik. Ia memasuki Mesir, Barca (Libya), dan Afrika Utara. Selama berjuang selama tidak kurang dari enam tahun, Abdurrahman berhasil memasuki Andalusia.
Pada awalnya, amir yang memegang kekuasaan terakhir di Andalusia menjelang tahun 138 H (756 M) adalah seorang wali Yusuf ibnu Abdirrahman Al-Fihri dari suku Mudhari yang ditunjuk oleh Khalifah di Damaskus, dengan masa jabatan biasanya 3 tahun. Namun pada tahun 740an M, terjadi perang saudara yang menyebabkan melemahnya kekuasaan Khalifah. Dan pada tahun 746 M, Yusuf Al-Fihri memenangkan perang saudara tersebut, menjadi seorang penguasa yang tidak terikat kepada pemerintahan di Damaskus. Namun pada tahun 756 M, Abdurrahman melengserkan Yusuf Al-Fihri, dan menjadi penguasa Kordoba sehingga ia dijuluki “Abdurrahman Addakhil” dengan gelar  Amir Kordoba (Abdurrahman I). Dapat dikatakan bahwa Abdurrahman I merupakan “founding father” Daulah Umayyah di Andalusia dan sekaligus sebagai peletak dasar kebangkitan kebudayaan Islam di Andalusia.[2]
3.     Periode KekuasaanIslam di Spanyol
Sejak pertama kali Islam menginjakkan kaki di daerah Spanyol hingga masa jatuhnya, Islam memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam perkembangan umat Islam. Islam di Spanyol berjaya dan berkuasa selama tujuh setengah abad dan itu merupakan waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam. Menurut Dr. Badri Yatim, sejarah panjang Islam di Spanyol dapat dibagi dalam beberapa periode:[3]
a.     Periode pertama (711-755M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elit penguasa.  Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antar khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Adapun gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang tinggal di daerah pegunungan.
b.     Periode kedua (755-912 M)
Pada periode ini Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Amir yang pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil. Abdurrahman Ad-Dakhil adalah keturunan dari bani umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Spanyol.
Pada periode ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan, baik dalam bidang politik atau pun peradaban. Islam pada saat itu mulai mengalami perkembangan yang begitu dashyat dan mampu memperluas wilayah kekuasaannya di daerah Spanyol. Abdurrahman Ad-Dakhil mendirikan mesjid cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol.  
c.      Periode ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan abdurrahman III yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya raja-raja kelompok  (Muluk al-thawaif). Pada periode ini spanyol diperintah oleh penguasa dengan khalifah. Pada periode ini umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejaaan yang  menyaingi daulah Abbasiyah di baghdad. Abdurrahman An-Nashir mendirikan Universitas Cordoba. Perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.
Abdurrahman III adalah seorang raja yang teramat sangat lama memerintah 50 tahun lamanya. 50 tahun dia membela kerajaan yang telah didirikan nenek moyangnya. Masa pemerintahan Abdurrahman III adalah masa yang amat gemilang dalam sejarah Islam Spanyol. Segala pemberontakan di padamkan, perpecahan disatukan kembali, perselisihan di hapuskan. Pada saat pemerintahan Abdurrahman III, Islam telah sanggup mempertahankan kekuasaan arab di Spanyol. Ia juga meninggalkan jejak besar dalam sejarah tidak saja di semenanjung Iberia tetapi juga seluruh Eropa.
Setelah masa kekhalifahan Abdurrahman III yang dilanjutkan oleh puteranya, Al-Hakam II (961-976 M) dan putera Al-Hakam II, Hisyam II (976-1009 M). Namun, ketika Hisyam menduduki kepemimpinan dalam usia 11 tahun merupakan awal dari kehancuran Bani Umayyah di Spanyol. Hingga pada tahun 1013 M, Spanyol sudah terpecah menjadi negara-negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.
d.     Periode keempat (1013-1086 M)
Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulukuth Thawaif  yang berpusat di suatu kota seperti sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.
Pada periode ini umat Islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian intern. Ironisnya jika itu terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Namun, walau pun demikian, kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari istana ke istana yang lain.     
e.     Periode kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Islam di Spanyol meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni kekuasaan dinasti murabithun (1086-1143 M) dan dinasti muwahhidin (1146-1235 M):

1)     Dinasti Murabitun
Dinasti murabitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang kuat dan besar yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyfim di Marocco, Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan kerajaan yang berpusat di marakesy. Dan akhirnya, Islam dapat memasuki Spanyol dan dapat menguasainya. Dalam  perkembangannya selanjutnya, pada dinasti ini dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan wilayah Saragossa dapat dikuasai oleh kaum Kristen pada tahun 1118 M. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini digantikan oleh dinasti Muwahhidun.
2)     Dinasti Muwahhidun
Dinasti ini berpusat di Afrika Utara yang didirikan oleh Muhammad ibn Tumart. Pada masa ini telah berdiri dua kerajaan kecil-kecil yang kuat yaitu di Negeri Balansia (Valencia) dan Marsiah (Marcia). Dinasti ini datang ke Spanyol dibawah pimpinan Abd-Al-Mun’im. Dinasti ini mengalami banyak kemajuan dimana kota-kota muslim penting yakni Cordova, Almeria, dan Granada jatuh dibawah kekuasaannya. Akan tetapi dinasti Muwahhidun mengalami kemunduran pada tahun 1212 M, tentara Kristen berhasil memperoleh kemenangan di Las Navas de Tolesa. Dalam kondisi demikian umat muslim tidak mampu bertahan dari serangan-serangan kristen yang besar.  Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh pada tahun 1248 M. Hampir seluruh wilayah Spanyol Islam lepas dari tangan penguasa Islam.
f.      Periode keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini hanya berkuasa di Granada di bawah Dinasti Ahmar atau daulat Nasriyah (1232-1492 M). Dinasti ini  yang mendirikan istana Alhambara di kota Granada tu. Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik dinasti merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abbdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Ia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh muhammad bin sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah, dan Abu Abdullah naik tahta.
            Ferdinand dan Isabella akhirnya mempersatukan dua kerajaan besar Kristen yaitu negeri Aragon dan Castillia melalui perkawinan. Setelah bersatu, mereka mempersatukan kekuatan memerangi kerajaan Granada pada tahun 1492 M. Namun, pada akhirnya mereka menyerang balik terhadap kekuatan Abu Abdullah. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan penguasa Kristen tersebut sehingga pada akhirnya Abu Abdullah kalah dalam peperangan tersebut. Abu Abdullah akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, sedangkan Abu Abdullah hijrah ke Afrika Utara.
            Dengan jatuhnya kerajaan Bani Ahmar, berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol pada tahun 1492 M sampai tinggal sisa-sisanya yang kemudian dipaksa oleh paus-paus di Roma untuk memeluk agama Nasrani. Maka, ada yang memeluk nasrani dengan terpaksa, ada yang dibunuh dan ada yang masih tetap memeluk agama nenek moyangnya dengan diam-diam. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di wilayah ini. Walau pun Islam telah berjaya dan dapat berkuasa di sana selama hampir tujuh setengah abad lamanya.
4.      Perkembangan Peradaban Islam di Andalusia
1)     Perkembangan Pembangunan
Kemajuan Bani Umayyah di Andalusia diraih pada masa pengganti Abd al-Rahman al-Dakhil. Kemajuan Kordova ditandai dengan pembangunan yang megah diantaranya:
a)      al-Qashr al-Kabir , kota satelit yang didalamnya terdapat gedung-gedung istana megah.
b)     Rushafat, istana yang dikelilingi oleh taman yang di sebelah barat laut Cordova.
c)     Masjid jami’ Cordova, dibangun tahun 170 H/786 M yang hingga kini masih tegak.
d)     Al-Zahra, kota satelit di bukit pegunungan Sierra Monera pada tahun 325 H/936 M. Kota ini dilengkapi dengan masjid tanpa atap (kecuali mihrabnya) dan air mengalir ditengah masjid, danau kecil yang berisi ikan-ikan yang indah, taman hewan (margasatwa), pabrik senjata, dan pabrik perhiasan.[4]
2)      Perkembangan Ekonomi
Perkembangan baru spanyol juga didukung oleh kemakmuran ekonomi pada abad ke-9 dan abad ke-10. Perkenalan dengan pertanian irigasi yang didasarkan pada pola-pola negeri Timur mengantarkan pada pembudidayaan sejumlah tanaman pertanian yang dapat diperjual-belikan.
3)     Perkembangan Intelektual
Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak sekali kontribusi bagi kebangunan budaya Barat. Disamping dari faktor kemajemukan masyarakatnya, negeri yang subur juga mendorong negeri Spanyol dalam mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir. Berikut dibawah ini merupakan para pakar intelektual di masing-masing bidang:
a)     Astronomi, yakni: al-Khawarizmi, Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash, Al-majiriyah, al-Zarqali, dan Ibn Aflah.
b)     Matematika, yakni: Nasawi.
c)     Filsafat, yakni: Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh (Ibn Bajjah), Abu Bakr ibn Thufail, Ibn Rusyd, al-Kindi.
d)     Kedokteran, yakni: al-Kindi, ar-Razi, Abu al-Qasim al-Zahrawi, Ibn Rusyd, Ibnu Sina.                                                                                                                               
e)     Sastra, yakni: Ibn Abd Rabbih, Ibn Bassam, al-Fath Ibn Khaqan.
f)      Sejarah, yakni: Ibnu Khaldun.
5.      Keruntuhan Kekuasaan Islam di Andalusia
          Dalam masa kekuasaan Islam di Spanyol yang begitu lama tentu memberikan catatan besar dalam mengembangkan dan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi peradaban dunia. Namun, sejarah panjang yang telah diukir kaum muslim menuai kemunduran dan kehancuran. Kemunduran dan kehancuran disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a)     Konflik Islam dengan Kristen
Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para penguasa muslim di Andalusia dalam melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai terlihat ketika masa kekuasaan setelah al-Hakam II yang dinilai tidak secakap dari khalifah sebelumnya.
b)     Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Hal ini terjadi hingga abad ke-10 atas perlakuan para penguasa muslim sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah terhadap para mu’allaf yang berasal dari umat setempat. Mereka diperlakukan tidak sama seperti tempat-tempat daerah taklukan Islam lainnya.
c)     Kesulitan Ekonomi
Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di Andalusia, para penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga mengabaikan pengembangan perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan dan berpengaruh bagi perkembangan politik dan militer.
d)     Tidak jelasnya Sistem Peralihan kekuasaan
Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli waris. Karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul. Maka, Granada yang awalnya menjadi pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol akhirnya jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella.
e)     Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan negeri terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.[16]
BAB III
KESIMPULAN
Andalusia, sebuah negeri yang meninggalkan jejak begitu besar di sepanjang sejarah umat Islam pada awal perkembangan Islam di dunia Eropa. Tentu hal ini menyita banyak perhatian besar dari berbagai khalayak umat Islam. Dikatakan demikian, karena penguasaan Islam terhadap semenanjung Iberia lebih khusus Andalusia, telah menunjukkan bahwa Islam telah tersebar ke negara Eropa.
Mulai dari tahapan awal proses masuknya Islam, dimana wilayah Spanyol diduduki oleh khalifah-khalifah dalam setiap dinasti-dinasti yang didirikan dalam setiap periodenya. Tentu, hal ini banyak memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam perkembangan umat Islam. Dimana pada akhirnya Islam pernah berjaya di Spanyol dan berkuasa selama tujuh setengah abad. Suatu masa kekuasaan dalam waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam.
Namun, di balik usaha keras umat Islam mempertahankan kejayaan pada masa sekian abad itu, umat Islam menghadapi kesulitan yang amat berat. Dimana pada suatu ketika, umat Islam diterpa serangan-serangan penguasa Kristen yang sampai-sampai umat Islam tidak kuasa menahan serangan-serangan penguasa Kristen yang semakin kuat itu. Sehingga pada akhirnya Islam menyerahkan kekuasaannya dan semenjak itu berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol.
Demikianlah Islam di Andalusia, walaupun pada akhirnya berakhir dengan kekalahan, namun Islam muncul sebagai suatu kekuatan budaya dan sekaligus menghasilkan cabang-cabang kebudayaan dalam segala ragam dan jenisnya. Banyak sekali kontribusi Islam bagi kebangunan peradaban dan kebudayaan baru Barat. Sumbangan Islam itu  telah menjadi dasar kemajuan Barat terutama dalam bidang-bidang politik, ekonomi, sains dan teknologi, astronomi, filsafat, kedokteran, sastra, sejarah dan hukum.

DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Amin, Samsul Munir,, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009.
Ismail, Faisal, Paradigma Kebudayaan Islam, Yogyakarta: Titian Ilahi Press,     1996. 
Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
Lapidus, Ira. M..Sejarah Sosial Ummat Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,      1999.
Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional PTE LTD, 2005.