PENDAHULUAN
Sejarah
peradaban Islam telah tercatat dalam sejarah, bahwa pada pertengahan abad ke8 M hingga permulaan abad ke-13 M,Islam
pernah mengalami masa kejayaan. Kejayaan Islam ini diperlihatkan dengan
berbagai kemajuan-kemajuan dalam banyak bidang seperti bidang ilmu pengetahuan,
politik, ekonomi, teknologi dan masih banyak yang lainnya. Kemajuan-kemajuan
itu terjadi baik dari Daulah Islam di Timur (Daulah Abbasiah) yang berpusatdi
Baghdad maupun Islam di Barat (Daulah Umayyah) yang berpusat di Cordoba.
Di masa
khalifah Bani
Umayyah yang berumur kurang lebih 90 tahun telah mencapai keberhasilan ekspansi
ke berbagai daerah, baik di Timur maupun di Barat dengan wilayah kekuasaan Islam
yang sangat luas. Pada zaman khalifah al-Walid Ibn al-Malik, salah satu
khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, umat Islam mulai
menaklukan semenanjung Iberia. Semenanjung Iberia adalah namatua untuk wilayah
Spanyol dan Portugal. Sejak awal abad 5 Masehi (tahun 406 M), wilayah tersebut
dikuasai oleh bangsa Vandals, maka dinamakan Vandalusia. Namun sejak tahun 711
M, semenanjung Iberia dan wilayah selatan Prancis jatuh ke dalam kekuasaan Islam,
diperintah oleh pembesar-pembesar Arab dan Barbar. Sejak itulah, wilayah ini
dikenal dengan Andalusia.
Spanyol
merupakan tempat paling utama dan jembatan emas bagi Eropa dalam menyerap
peradaban Islam dan hasil-hasil kebudayaan Islam, baik dalam bentuk hubungan
politik, social, perekonomian, maupun peradaban antarnegara. Orang-orang eropa
menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada dibawah kekuasaan Islam jauh
meninggalkan negara-negara tetangga Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan
sains. Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang
budi kepada khazanah ilmu pengetahan Islam yang berkembang di periode klasik.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Proses Masuknya Islam di Spanyol
Semenanjung
Iberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah Portugal sekarang
ini, menjorok ke selatan ujungnya hanya dipisahkan oleh sebuah selat sempit
dengan ujung benua Afrika. Bangsa Grit tua menyebut selat sempit itu dengan
tiang-tiang Hercules dan di seberang selat sempit itu terletak di benua Eropa.
Selat sempit itu sepanjang kenyataan memisahkan lautan tengah dengan lautan
atlantik.[1]
Semenanjung Iberia, sebelum ditaklukkan bangsa Visighots pada tahun 507 M,
didiami oleh bangsa Vandals. Justru wilayah kediaman mereka itu disebut dengan
Vandalusia. Dengan mengubah ejaanya dan cara membunyikannya, bangsa Arab pada
masa belakangan menyebut semenanjung Iberia itu dengan Andalusia.
Spanyol
diduduki oleh umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715 M), salah
seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum
penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya
sebagai salah satu provinsi dari dinasti umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas
Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah
Abdul Malik mengangkat Hasan bin Nu’man Al-Ghassani menjadi Gubernur di daerah
itu. Pada masa khalifah Al-Walid, Hasan bin Nu’man sudah digantikan oleh Musa
bin Nushair. Di zaman Al-walid itu, Musa bin Nushair memperluas wilayah kekuasaanya
dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia menyempurnakan penaklukan
ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan,
sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji akan membuat kekacauan-kekacauan
seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya.
Dalam
proses penaklukan Spanyol ada 3 pahlawan Islam yang memimpin pasukan kesana
yakni Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Namun, yang
sebagai perintis dan penyelidik kedatangan Islam ke Andalusia adalah Tariq ibn
Ziyad. Ia yang telah memimpin pasukan tentera menyeberangi lautan Gibralta
(Jabal Thariq) menuju ke semenanjung Iberia. Musa ibn Nushair pada tahun
711 M, mengirim pasukan Islam dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad yang hanya
berjumlah 7000 orang dan tambahan pasukan 5000 personel yang memang tak
sebanding dengan tentera pasukan Gothik yang berkekuatan 100.000 lengkap
bersenjata. Namun, pada akhirnya, Thariq bin Ziyad mencapai kemenangan, dengan
mengalahkan Raja Foderick di Bakkah dan menaklukan kota-kota penting seperti
Cordova, Granada, Toledo dan hingga akhirnya menguasai seluruh kota penting di
Spanyol.
Kemenangan-kemenangan Islam terlihat nampak begitu mudah. Tentu hal ini
didorong oleh faktor-faktor baik karena tokoh-tokoh pejuang dan prajurit Islam
yang kuat, kompak dan penuh percaya diri dan juga didorong oleh faktor-faktor
yang menguntungkan Islam yakni kondisi sosial, politik dan ekonomi Spanyol yang
buruk pada waktu itu.
2. Perkembangan Politik
Pada
waktu Bani Umayyah (661-750 M) yang berpusat di Damaskus jatuh pada tahun 132 H
(750 M) dan digantikan oleh Bani Abbasiyah yang berkedudukan di Baghdad. Pada
saat itu terjadi pembunuhan massal serta pengejaran terhadap sisa-sisa keluarga
Umayyah, terdapat seorang amir yang dapat meloloskan diri dan selamat dari
pembantaian, ia bernama Amir Abdurrahman bin Muawiyyah bin Hisyam bin Abdil
Malik. Ia memasuki Mesir, Barca (Libya), dan Afrika Utara. Selama berjuang
selama tidak kurang dari enam tahun, Abdurrahman berhasil memasuki Andalusia.
Pada
awalnya, amir yang memegang kekuasaan terakhir di Andalusia menjelang tahun 138
H (756 M) adalah seorang wali Yusuf ibnu Abdirrahman Al-Fihri dari suku Mudhari
yang ditunjuk oleh Khalifah di Damaskus, dengan masa jabatan biasanya 3 tahun.
Namun pada tahun 740an M, terjadi perang saudara yang menyebabkan melemahnya
kekuasaan Khalifah. Dan pada tahun 746 M, Yusuf Al-Fihri memenangkan perang
saudara tersebut, menjadi seorang penguasa yang tidak terikat kepada
pemerintahan di Damaskus. Namun pada tahun 756 M, Abdurrahman melengserkan
Yusuf Al-Fihri, dan menjadi penguasa Kordoba sehingga ia dijuluki “Abdurrahman
Addakhil” dengan gelar Amir Kordoba (Abdurrahman I). Dapat dikatakan
bahwa Abdurrahman I merupakan “founding father” Daulah Umayyah di
Andalusia dan sekaligus sebagai peletak dasar kebangkitan kebudayaan Islam di
Andalusia.[2]
3. Periode
KekuasaanIslam di Spanyol
Sejak
pertama kali Islam menginjakkan kaki di daerah Spanyol hingga masa jatuhnya, Islam
memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam perkembangan umat Islam. Islam
di Spanyol berjaya dan berkuasa selama tujuh setengah abad dan itu merupakan
waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam. Menurut Dr. Badri Yatim,
sejarah panjang Islam di Spanyol dapat dibagi dalam beberapa periode:[3]
a.
Periode pertama
(711-755M)
Pada
periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh
Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik
negeri Spanyol belum tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi
baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
Gangguan
yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elit penguasa.
Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antar khalifah di Damaskus dan
gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Adapun gangguan yang datang
dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang tinggal di
daerah pegunungan.
b.
Periode kedua
(755-912 M)
Pada
periode ini Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Amir yang
pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M dan
diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil. Abdurrahman Ad-Dakhil adalah keturunan dari
bani umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani
Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Spanyol.
Pada
periode ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan, baik dalam bidang politik
atau pun peradaban. Islam pada saat itu mulai mengalami perkembangan yang
begitu dashyat dan mampu memperluas wilayah kekuasaannya di daerah Spanyol.
Abdurrahman Ad-Dakhil mendirikan mesjid cordova dan sekolah-sekolah di
kota-kota besar di Spanyol.
c.
Periode ketiga
(912-1013 M)
Pada
periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan abdurrahman III yang bergelar
“An-Nasir” sampai munculnya raja-raja kelompok (Muluk al-thawaif).
Pada periode ini spanyol diperintah oleh penguasa dengan khalifah. Pada periode
ini umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejaaan yang
menyaingi daulah Abbasiyah di baghdad. Abdurrahman An-Nashir mendirikan
Universitas Cordoba. Perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku. Pada masa ini,
masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.
Abdurrahman
III adalah seorang raja yang teramat sangat lama memerintah 50 tahun lamanya.
50 tahun dia membela kerajaan yang telah didirikan nenek moyangnya. Masa
pemerintahan Abdurrahman III adalah masa yang amat gemilang dalam sejarah Islam Spanyol. Segala pemberontakan di padamkan,
perpecahan disatukan kembali, perselisihan di hapuskan. Pada saat pemerintahan
Abdurrahman III, Islam telah sanggup mempertahankan kekuasaan arab di Spanyol.
Ia juga meninggalkan jejak besar dalam sejarah tidak saja di semenanjung Iberia
tetapi juga seluruh Eropa.
Setelah
masa kekhalifahan Abdurrahman III yang dilanjutkan oleh puteranya, Al-Hakam II
(961-976 M) dan putera Al-Hakam II, Hisyam II (976-1009 M). Namun, ketika
Hisyam menduduki kepemimpinan dalam usia 11 tahun merupakan awal dari
kehancuran Bani Umayyah di Spanyol. Hingga pada tahun 1013 M, Spanyol sudah
terpecah menjadi negara-negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.
d.
Periode keempat
(1013-1086 M)
Pada
masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang
berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol terpecah
menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan
atau Al-mulukuth Thawaif yang berpusat di suatu kota seperti
sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.
Pada
periode ini umat Islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian intern. Ironisnya
jika itu terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu
meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Namun, walau pun demikian, kehidupan
intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para
sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari istana ke istana yang
lain.
e. Periode
kelima (1086-1248 M)
Pada
periode ini Islam di Spanyol meskipun masih terpecah dalam beberapa negara,
tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni kekuasaan dinasti murabithun
(1086-1143 M) dan dinasti muwahhidin (1146-1235 M):
1)
Dinasti
Murabitun
Dinasti
murabitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang kuat dan besar yang
didirikan oleh Yusuf bin Tasyfim di Marocco, Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia
berhasil mendirikan kerajaan yang berpusat di marakesy. Dan akhirnya, Islam
dapat memasuki Spanyol dan dapat menguasainya. Dalam perkembangannya
selanjutnya, pada dinasti ini dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah
sehingga mengakibatkan wilayah Saragossa dapat dikuasai oleh kaum Kristen pada
tahun 1118 M. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini digantikan oleh dinasti
Muwahhidun.
2)
Dinasti
Muwahhidun
Dinasti
ini berpusat di Afrika Utara yang didirikan oleh Muhammad ibn Tumart. Pada masa
ini telah berdiri dua kerajaan kecil-kecil yang kuat yaitu di Negeri Balansia
(Valencia) dan Marsiah (Marcia). Dinasti ini datang ke Spanyol dibawah pimpinan
Abd-Al-Mun’im. Dinasti ini mengalami banyak kemajuan dimana kota-kota muslim
penting yakni Cordova, Almeria, dan Granada jatuh dibawah kekuasaannya. Akan
tetapi dinasti Muwahhidun mengalami kemunduran pada tahun 1212 M, tentara
Kristen berhasil memperoleh kemenangan di Las Navas de Tolesa. Dalam kondisi
demikian umat muslim tidak mampu bertahan dari serangan-serangan kristen yang
besar. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville
jatuh pada tahun 1248 M. Hampir seluruh wilayah Spanyol Islam lepas dari tangan
penguasa Islam.
f.
Periode keenam
(1248-1492 M)
Pada
periode ini hanya berkuasa di Granada di bawah Dinasti Ahmar atau daulat
Nasriyah (1232-1492 M). Dinasti ini yang mendirikan istana Alhambara di
kota Granada tu. Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman
Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik dinasti merupakan pertahanan
terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam
memperebutkan kekuasaan. Abbdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya
karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Ia
memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya
terbunuh dan digantikan oleh muhammad bin sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta
bantuan kepada Ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa
Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah, dan Abu Abdullah naik tahta.
Ferdinand dan Isabella akhirnya mempersatukan dua kerajaan besar Kristen yaitu
negeri Aragon dan Castillia melalui perkawinan. Setelah bersatu, mereka
mempersatukan kekuatan memerangi kerajaan Granada pada tahun 1492 M. Namun,
pada akhirnya mereka menyerang balik terhadap kekuatan Abu Abdullah. Abu
Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan penguasa Kristen tersebut
sehingga pada akhirnya Abu Abdullah kalah dalam peperangan tersebut. Abu
Abdullah akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella,
sedangkan Abu Abdullah hijrah ke Afrika Utara.
Dengan jatuhnya kerajaan Bani Ahmar,
berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol pada tahun 1492 M sampai tinggal sisa-sisanya
yang kemudian dipaksa oleh paus-paus di Roma untuk memeluk agama Nasrani. Maka,
ada yang memeluk nasrani dengan terpaksa, ada yang dibunuh dan ada yang masih
tetap memeluk agama nenek moyangnya dengan diam-diam. Pada tahun 1609 M, boleh
dikatakan tidak ada lagi umat Islam di wilayah ini. Walau pun Islam telah
berjaya dan dapat berkuasa di sana selama hampir tujuh setengah abad lamanya.
4. Perkembangan Peradaban Islam di Andalusia
1)
Perkembangan
Pembangunan
Kemajuan
Bani Umayyah di Andalusia diraih pada masa pengganti Abd al-Rahman al-Dakhil.
Kemajuan Kordova ditandai dengan pembangunan yang megah diantaranya:
a)
al-Qashr
al-Kabir , kota satelit yang didalamnya terdapat gedung-gedung istana
megah.
b)
Rushafat,
istana yang dikelilingi oleh taman yang di sebelah barat laut Cordova.
c)
Masjid jami’
Cordova, dibangun tahun 170 H/786 M yang hingga kini masih tegak.
d)
Al-Zahra, kota
satelit di bukit pegunungan Sierra Monera pada tahun 325 H/936 M. Kota ini
dilengkapi dengan masjid tanpa atap (kecuali mihrabnya) dan air mengalir
ditengah masjid, danau kecil yang berisi ikan-ikan yang indah, taman hewan
(margasatwa), pabrik senjata, dan pabrik perhiasan.[4]
2)
Perkembangan Ekonomi
Perkembangan
baru spanyol juga didukung oleh kemakmuran ekonomi pada abad ke-9 dan abad
ke-10. Perkenalan dengan pertanian irigasi yang didasarkan pada pola-pola
negeri Timur mengantarkan pada pembudidayaan sejumlah tanaman pertanian yang
dapat diperjual-belikan.
3)
Perkembangan
Intelektual
Dalam
masa lebih dari tujuh abad kekuasan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai
kejayaannya di sana. Banyak sekali kontribusi bagi kebangunan budaya Barat.
Disamping dari faktor kemajemukan masyarakatnya, negeri yang subur juga
mendorong negeri Spanyol dalam mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan
pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir. Berikut dibawah ini merupakan para pakar
intelektual di masing-masing bidang:
a)
Astronomi, yakni: al-Khawarizmi, Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash, Al-majiriyah,
al-Zarqali, dan Ibn Aflah.
b)
Matematika, yakni: Nasawi.
c)
Filsafat, yakni: Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh (Ibn Bajjah), Abu Bakr ibn
Thufail, Ibn Rusyd, al-Kindi.
d)
Kedokteran, yakni: al-Kindi, ar-Razi, Abu al-Qasim al-Zahrawi, Ibn Rusyd, Ibnu
Sina.
e)
Sastra, yakni: Ibn Abd Rabbih, Ibn Bassam, al-Fath Ibn Khaqan.
f)
Sejarah, yakni: Ibnu Khaldun.
5. Keruntuhan Kekuasaan Islam di Andalusia
Dalam masa kekuasaan Islam di Spanyol yang
begitu lama tentu memberikan catatan besar dalam mengembangkan dan memberikan
sumbangan yang sangat berharga bagi peradaban dunia. Namun, sejarah panjang
yang telah diukir kaum muslim menuai kemunduran dan kehancuran. Kemunduran dan
kehancuran disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a)
Konflik Islam dengan Kristen
Keadaan
ini berawal dari kurang maksimalnya para penguasa muslim di Andalusia dalam
melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai terlihat ketika masa kekuasaan
setelah al-Hakam II yang dinilai tidak secakap dari khalifah sebelumnya.
b)
Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Hal ini
terjadi hingga abad ke-10 atas perlakuan para penguasa muslim sebagaimana
politik yang dijalankan Bani Umayyah terhadap para mu’allaf yang berasal dari
umat setempat. Mereka diperlakukan tidak sama seperti tempat-tempat daerah
taklukan Islam lainnya.
c)
Kesulitan Ekonomi
Dalam
catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di Andalusia, para penguasa begitu
aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga mengabaikan
pengembangan perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan
dan berpengaruh bagi perkembangan politik dan militer.
d)
Tidak jelasnya Sistem Peralihan kekuasaan
Kekuasaan
merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli waris. Karena inilah
kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul. Maka, Granada yang
awalnya menjadi pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol akhirnya jatuh ke
tangan Ferdinand dan Isabella.
e)
Keterpencilan
Spanyol Islam
bagaikan negeri terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian,
tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Oleh karena itu, tidak ada
kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.[16]
BAB III
KESIMPULAN
Andalusia,
sebuah negeri yang meninggalkan jejak begitu besar di sepanjang sejarah umat Islam
pada awal perkembangan Islam di dunia Eropa. Tentu hal ini menyita banyak
perhatian besar dari berbagai khalayak umat Islam. Dikatakan demikian, karena
penguasaan Islam terhadap semenanjung Iberia lebih khusus Andalusia, telah
menunjukkan bahwa Islam telah tersebar ke negara Eropa.
Mulai
dari tahapan awal proses masuknya Islam, dimana wilayah Spanyol diduduki oleh
khalifah-khalifah dalam setiap dinasti-dinasti yang didirikan dalam setiap
periodenya. Tentu, hal ini banyak memiliki peranan yang sangat penting dan
besar dalam perkembangan umat Islam. Dimana pada akhirnya Islam pernah
berjaya di Spanyol dan berkuasa selama tujuh setengah abad. Suatu masa
kekuasaan dalam waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam.
Namun,
di balik usaha keras umat Islam mempertahankan kejayaan pada masa sekian abad
itu, umat Islam menghadapi kesulitan yang amat berat. Dimana pada suatu ketika,
umat Islam diterpa serangan-serangan penguasa Kristen yang sampai-sampai umat Islam
tidak kuasa menahan serangan-serangan penguasa Kristen yang semakin kuat itu. Sehingga
pada akhirnya Islam menyerahkan kekuasaannya dan semenjak itu berakhirlah
kekuasaan Islam di Spanyol.
Demikianlah
Islam di Andalusia, walaupun pada akhirnya berakhir dengan kekalahan, namun Islam
muncul sebagai suatu kekuatan budaya dan sekaligus menghasilkan cabang-cabang
kebudayaan dalam segala ragam dan jenisnya. Banyak sekali kontribusi Islam bagi
kebangunan peradaban dan kebudayaan baru Barat. Sumbangan Islam itu telah
menjadi dasar kemajuan Barat terutama dalam bidang-bidang politik, ekonomi,
sains dan teknologi, astronomi, filsafat, kedokteran, sastra, sejarah dan
hukum.
DAFTAR
PUSTAKA
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam,
Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Amin, Samsul Munir,, Sejarah Peradaban Islam,
Jakarta: Amzah, 2009.
Ismail, Faisal, Paradigma Kebudayaan Islam,
Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996.
Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam,
Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
Lapidus, Ira. M..Sejarah Sosial Ummat Islam,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1999.
Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore:
Pustaka Nasional PTE LTD, 2005.