PENULIS:
MUSTOFA, DKK
PENDAHULUAN
Evaluasi
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan suatu
objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan suatu
tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah
suatu objek atau keadaan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan.
Kalu
belajar diartikan sebagai proses interaksi dengan lingkungan sehingga terjadi
perubahan tingkah laku, pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik)
atau sikap (afektif) maka belajar tidak harus dipersyaratkan dengan adanya guru
yang mengajar. Interaksi dengan media (sebagai salah satu lingkungan belajar)
dapat menjadi sumber belajar bagi siapa saja. Dan penilaian atau evaluasi media
pembelajaran bertujuan untuk melihat apakah penggunaan media itu bisa membentuk
atau mempengaruhi tingkah laku pembelajaran atau tidak. Serta untuk mengetahui
apakah media yang digunakan dalam proses belajar mengajar dapat mencapai
tujuan.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
pendahuluan di atas pemakalah dapat menyusun beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
A. Apa
pengertian evaluasi media pembelajaran ?
B. Ada
berapa macam evaluasi media pembelajaran ?
C. Bagaimana
tahapan dan prosedur dalam mengevaluasi media pembelajaran ?
D. Apa
tujuan evaluasi media pembelajaran ?
E. Bagaima
kriteria dalam me-review media pembelajaran ?
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Evaluasi Media Pembelajaran
Evaluasi berasal dari
bahasa inggris evaluation yang berarti “…refer
to the act or process to determining the value of something” (Wand and
Brown, 1957:1). Jadi, evaluasi mengacu pada suatu tindakan atau proses untuk
menentukan nilai sesuatu. Sedangkan Whiterington mengemukakan bahwa “an
evaluation is declaration that some thing has or does not have value” (Whiterington
, 1950:241). Dalam hal ini evaluasi menentukan apakah sesuatu itu mempunyai
atau tidak mempunyai nilai.
Jika kedua rumusan di
atas dianalisis lebih lanjut maka ada dua hal pokok yang harus di perhatikan,
yaitu :
Pertama,
bahwa evaluasi merupakan suatu tindakan. Tindakan yang dimaksud adalah tindakan
yang dilakukan oleh seseorang evaluator terhadap suatu peristiwa atau kejadian.
Tindakan ini mengandung maksud untuk memberikan arti atau makna dari kejadian
itu sehingga dapat diproses lebih lanjut. Tindakan tersebut berdasarkan
objektifitas dan integritas. Hal ini bermaksud agar hasil yang diperoleh dapat
memberikan kepuasan bagi semua pihak
Kedua,
bahwa evaluasi dimaksud untuk menentukan nilai sesuatu. Dari hasil evaluasi itu
kita dapat menentukan apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak, evaluasi dapat
menunjukkan kualitas sesuatu. Hasil evaluasi akan lebih baik bila sudah
diadakan pengukuran-pengukuran sebelumnya karena dalam pengukuran itulah kita
menentukan alat dan teknik tentang apa yang hendak diukur, yang sudah barang
tentu didasarkan atas pemikiran dan pertimbangan yang tepat dan akurat. Dari
pengukuran kita akan memperoleh data-data kasar. Kemudian dengan
criteria-kriteria tertentu kita akan menentukan nilai atau kualitas sesuatu
itu. Nilai mempunyai tersendiri karena dengan n ilai kita dapat membandingkan
kemampuan siswa dengan siswa yang lain [1]
Evaluasi pembelajaran
merupakan suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan
didalam pendidikan, sehubungan dengan hal tersebut maka evaluasi merupakan alat
untuk mengukur sampai dimana penguasaan murid terhadap bahan pendidikan yang
telah diberikan. Begitu juga didalam media pembelajaran dimaksudkan untuk
mengetahui apakah media yang digunakan dalam proses belajar mengajar tersebut
dapat mencapai tujuan.[2]
Disamping itu juga
evaluasi dimaksudkan untuk mengadakan perbaikan atau pergantian bila ternyata
proses yang diterapkan dalam proses belajar mengajar tidak dapat mencapai
tujuan. Aspek penting lainnya pada evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran
tidak semata-mata dilakukan terhadap hasil belajar, tetapi juga harus dilakukan
terhadap proses pembelajaran itu sendiri. Dengan evaluasi tersebut dapat
dilakukan revisi program pembelajaran dan strategi pelaksaan pembelajaran.[3]
Adapun
media yang anda buat, apakah kaset, audio film bingkai, film rangkai, transparansi OHP, film, video,
ataupun gambar dan permaianan/simulasi perlu dinilai terlebih dahulu sebelum
dipakai secara luas. Penilaian (evaluasi) ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah media yang anda buat tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan atau tidak. Hal ini penting untuk diingat dan dilakukan karena
banyak orang yang beranggapan bahwah sekali mereka membuat media pasti
100% ditanggung baik. Anggapan itu
sendiri tidaklah keliru karena sebagai pengembang media secara tidak langsung
anda telah menurunkan hipotesis bahwa media yang anda buat tersebut dapat
memberikan hasil belajar yang lebih baik. Hipotesis tersebut perlu dibuktikan
dengan menguji percobaannya kesasaran
yang dimaksud.[4]
B.
Macam
Evaluasi Media Pembelajaran
Ada dua macam bentuk
penguji cobaan media yang kita kenal yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi
formatif adalah proses yang dimaksudkan
untuk mengumpulkan data tentang evektivitas dan efisiensi bahan-bahan
pembelajaran (termasuk kedalam media) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Data-data tersebut untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang
bersangkutan agar lebih efektif dan efisien.
Setelah
di perbaiki dan disempurnakan orang lain atau anda sendiri, akan mengumpulkan
data untuk menentukan apakah media yang anda buat itu patut digunakan dalam
situasi-situasi tertentu atau apakah media tersebut benar-benar efektif seperti,
anda laporkan jenis evaluasi ini disebut evaluasi sumatif.
C.
Tahapan
Dan Prosedur Dalam Mengevaluasi Media Membelajaran
Kegiatan
evaluasi dalam program pengembangan media pendidikan di sini akan dititik beratkan
pada kegiatan evaluasi formatif.
Adanya
komponen evaluasi formatif dalam proses pengembangan media pendidikan ini
membedakan prosedur empiris ini dari pendekatan-pendekatan filosofis dan
teoritis. Efektivitas dan efisiensi media yang kita kembangkan tidak hanya
bersifat teoritis tetapi benar-benar telah dibuktikan di lapangan.
Ada
tiga tahapan evaluasi formatif yaitu evaluasi satu lawan satu (one to one), evaluasi kelompok kecil (small group evaluation) dan evaluasi
lapangan (field evaluation).
1.
Evaluasi
satu lawan satu
Pada tahap ini
pilihlah dua orang atau lebih siswa yang dapat mewakili populasi target yang
anda buat. Sajikan media tersebut kepada mereka secara individual. Kalau media
itu anda disain untuk belajar mandiri, biarkan dia mempelajarinya sementara
anda mengamatinya. Kedua orang siswa yang anda pilih tersebut hendaknya satu
orang dari populasi target yang kemampuan umumnya sedikit di bawah rata-rata
dan satu orang lagi di atas rata-rata.
Prosedur
pelaksanaanya adalah sebagai berikut :
a) Jelaskan
kepada siswa bahwa anda sedang merancang suatu media baru dan anda ingin
mengetahi bagaimana reaksi mereka terhadap media yang anda buat tersebut.
b) Katakana
kepada mereka bahwa apabila nanti mereka berbuat salah bukanlah karena
kekurangan mereka tetapi karena kekurang sempurnaan media tersebut, sehingga
perlu diperbaiki.
c) Usahakan
agar mereka bersikap rileks dan bebas mengemukakan pendapatnnya tentang media
tersebut.
d) Berikan
tes awal untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap topic yang dimediakan,
e) Sajikan
media dan catat berapa lama waktu yang anda butuhkan atau dibutuhkan siswa
untuk menyajikan/mempelajari media tersebut. Catat pula bagaimana reaksi siswa
dan bagaian-bagian yang sulituntuk untuk dipahami, apakah contoh-contohnya,
penjelasannya, pentunjuk-pentunjuknya ataukah yang lain.
f) Berikan
tes yang mengukur keberhasilan media tersebut (post test) dan
g) Analisis
informasi yang terkumpul.
Beberapa
informasi yang dapat anda peroleh lewat kegiatan ini antara lain: kesalahan
pemilihan kata atau uraian-uraian yang tak jelas, kesalahan dalam memilih
lambing-lambang visual, kurangnya contoh, terlalu banyak atau sedikitnya
materi, urutan penyajian yang keliru, pertanyaan dan petunjuk yang kurang
jelas, tujuan tak sesuai materi dan sebagainya.
Jumlah
dua orang untuk kegiatan ini adalah jumlah minimal. Setelah selesai, anda bisa
mencobakannya kepada beberapa orang siswa yang lain dengan prosedur yang sama.
Anda
dapat juga mencobakannya kepada ahli bidang studi (content expert). Mereka sering memberikan umpan balik yang
bermanfaat. Atas dasar data atau informasi dari kegiatan-kegiatan tersebut di
atas akhirnya revisi sebelum media dicobakan ke kelompok kecil.
2.
Evaluasi
kelompok kecil
Pada tahap ini
media perlu dicobakan kepada 10-20
orang siswa yang dapat mewakili populasi target. kalau kurang dari 10 data,
maka data yang anda peroleh kurang dapat menggambarkan populasi target. Sebaliknya
bila lebih dari 20 data atau informasi yang anda peroleh melebihi yang anda
perlukan dan kurang bermanfaat untuk dianalisis dalam evaluasi kelompok kecil.
Prosedur yang
perlu ditempuh adalah.:
a) Jelaskan
bahwa media tersebut berada tahap formatif dan memerlukan umpan balik untuk penyempurnaannya,
b) Berikan
tes awal (pretest) untuk mengukur
kemampuan dan pengetahuan siswa tentang topic yang dimediakan,
c) Sajikan
media atau minat kepada siswa untuk mempelajari media tersebut,
d) Catat
waktu yang diperlukan dan semua bentuk umpan balik (langsun ataupun tak langsung)
selama penyajian media,
e) Berikan
tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan bisa tercapai
f) Bagikan
kuisioner dan minta siswa untuk
mengisinya. Apabila mungkin diadakan diskusi yang mendalam dengan beberapa
siswa. Beberapa pertanyaan yang perlu didiskusikan antaralain : menarik
tidaknya siswa akan pesan yang disampaikan, konsisten tujuan dan materi
program, cukup tidaknya atau jelas tidaknya latihan dan contoh yang diberikan,
bila pertanyaan-pertanyaan yang tersebut telah diberikan lewat kuisioner, informasi
yang lebih detail dan jauh dapat lewat diskusi ini,
g) Analisis
data-data yang terkumpul.
3.
Evaluasi
lapangan
Evaluasi
lapangan atau field evaluation adalah
tahap akhir dari evaluasi formatif yang anda perlu lakukan. Usaha untuk
memperoleh situasi yang semirip mungkin dengan situasi sebenarnya. Setelah
melalui dua tahap evaluasi di atas tentulah media yang kita buat sudah
mendekati kesempurnaannya. Namun dengan itu masih harus dibuktikan. Lewat
evaluasi lapangan inilah kebolehan media yang kita buat itu diuji. Pilih
sekitar30 orang siswa dengan berbagai karakteristik (tingkat kepandaian, kelas,
latar-belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar, dan sebagainya). Sesuai
dengan karakteristik populasi sasaran.
Satu hal yang
perlu dihindari baik untuk dua tahap evaluasi terdahulu maupun lebih-lebih lagi
untuk tahap evaluasi lapangan adalah apa yang disebut efek halo (hallo effect). Situasi seperti muncul
apabila media kita cobakan pada kelompok responden yang salah.
Prosedurnya
pelaksaannya adalah sebagai berikut :
a) Mula-mula
pilih siswa yang benar-benar memenuhi target, kira-kira 30 orang siswa.
Usahakan agar mereka mewakili berbagai tingkat kemampuan dan keterampilan siswa
yang ada. Tes kemampuan awal perlu dilakukan bila karakteristik siswa belum
diketahui. Atas dasar itu pemilihan siswa dilakukan. Tetapi bila kita kenal
benar siswa siswa yang akan dipakai dalam uji coba tak perlu tes itu dilakukan,
b) Jelaskan
kepada mereka maksud uji lapangan tersebut dan apa yang anda harapkan pada
akhir kegiatan. Pada umumnya siswa tak biasa untuk mengeritik bahan-bahan atau
media yang diberikan, karena mereka beranggapan sudah benar dan efektif.
Usahakan mereka bersikap rileks dan berani melakukan penilaian. Jauhkan sedapat
mungkin perasaan bahwa uji coba ini menguji kempampuan mereka,
c) Berikan
tes awal untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan keterampilan mereka
terhadap topic yang dimediakan,
d) Sajikan
media tersebut kepada mereka. Bentuk
penyajiannya tentu sesuai dengan rencana pembuatanny. Untuk prestasi kelompok
besar, kelompok kecil, atau belajar mandiri,
e) Catat
semua respon yang muncul dan siswa selama sajian. Begitu pula wwaktu yang
diperlukan,
f) Berikan
tes untuk mengukur seberapa juah pencapaian hasil belajar siswa setelah sajian
media tersebut. Hasil tes ini (post test)
dibandingkan dengan tes pertama (pre
test) akan menunjukan seberapa efektif dan efisisen media yang anda buat
tersebut,
g) Berikan
kuisioner untuk mengetahui pendapat atau sikap mereka terhadap media tersebut
dan sajian yang diterimanya,
h) Ringkas
dan analisis data-data yang anda peroleh dengan kegiatan-kegiatan tadi :
kemampuan awal, sekor tes awal, dan tes akhir, waktu yang diperlukan, perbaikan
bagian-bagian yang sulit, dan pengayaan yang diperlukan, kecepatan sajian dan
sebagainya.
Atas dasar itu media diperbaiki dan semakin
disempurnakan.
Demikianlah, dengan ketiga tahap evaluasi tersebut
dapatlah dipastikan kebenaran efektivitas dan efisiensi media yang kita
kembangkan.[5]
D.
Tujuan
Evaluasi Media
Tujuan dari evaluasi
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Menentukan
efektivitas media yang digunakan
2. Menentukan
perbaikan atau peningkatan media pembelajaran yang digunakan
3. Menetapkan
cost-effective media yang digunakan, dilihat dari hasil belajar siswa.
4. Memilih
media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses belajar di dalam
kelas.
5. Menentukan
ketepanan isi pelajaran yang disajikan dengan media tersebut
6. Menilai
kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran
7. Mengetahui
bahwa media pembelajaran tersebut benar-benar member sumbangan terhadap hasil
belajar seperti yang dinyatakan
8. Mengetahui
sikap siswa terhadap media pembelajaran
E.
Kriteria
dalam me-review media pembelajaran
Dalam melakukan
evaluasi terhadap media pembelajaran. Aspek psikologis perlu dipertimbangkan.
Sebab aspek psikologis inilah yang membuat orang memiliki gaya belajar berbeda.
Ada tiga gaya belajar yang dimiliki manusia yakni: gaya belajar visual (belajar
dengan cara melihat), gaya belajar audiotorial (belajar dengan mendengar), dan
gaya belajar kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh
atau praktek).
Walker dan Hess
(1984:206) memberikan kriteria dalam me-review
media pembelajaran yang berdasarkan kepada kualitas
1. Kualitas
isi dan tujuan
a) Ketepatan.
b) Kepentingan.
c) Kelengkapan.
d) Keseimbangan.
e) Minat
atau perhatian.
f) Keadilan.
g) Kesesuaian
dengan situasi siswa.
2. Kualitas
pembelajaran
a) Memberikan
kesempatan belajar.
b) Memberikan
bantuan belajar.
c) Kualitas
memotivasi.
d) Fleksibilitas
pembelajarannya.
e) Hubungan
dengan program pembelajaran lainnya.
f) Kualitas
sosial interaksi pembelajarannya.
g) Kualitas
tes dan penilainnya.
h) Dapat
member dampak bagi guru dan pembelajarannya.
i) Dapat
membawa dampak bagi guru dan pembelajarannya
3. Kualitas
teknis
a. Keterbacaan
b. Mudah
digunakan
c. Kualitas
tampilan atau tayangan.
d. Kualitas
penanganan jawaban.
e. Kualitis
pengelolaan programnya.
f. Kualitas
pendokumentasiannya. [6]
PENUTUP
KESIMPULAN
Sebuah
media yang telah dirancang perlu dilakukan evaluasi seperlunya, termasuk media
yang dirancang oleh seorang ahli desaigner, sebab sebuah media yang dihasilkan
oleh seorang ahli dalam bidang media tidak secara otomatis bersifat efektif dan
efisien untuk menyampaikan kepada pemakai media (siswa). Kehebatan seorang
perancang media tidak hanya terletak pada kemahirannya merancang sebuah media
tetapi juga keuletannya melewati tahap-tahap atau proses evaluasi. Dan dalam
melewati proses atau tahapan-tahap evaluasi seorang perancang media niscaya
berhubungan dengan orang lain, baik secara pribadi (siswa atau ahli lain)
maupun kelompok (kecil dan besar).
Melalui
proses itulah sebuah media layak dipakai atau digunakan guna mencapai tujuan
pembelajaran, kendatipun dalam kurun waktu tertentu, media tersebut masih bisa
dievaluasi kembali, hal itu tergantung kepada karakteristik dan latarbelakang
para pengguna media tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin zainal, evaluasi instruksional prinsip-teknik-prosedur,
PT remaja rosda karya, bandung, 1990.
Asnawir dan M.
Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran,
Jakarta, Ciputat Pers,2002.
Nana sudjana dan Ahmad
Rivai, Teknologi Pengajaran, Sinar
Baru Algesindo, Bandung, 1996.
Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada, 1996.
Kustandi Cecep dan
bambang sucipto, media pembelajaran,
Bogor, Ghalia Indonesia, 2013.
[1] Arifin zainal, evaluasi instruksional prinsip-teknik-prosedur, PT
remaja rosda karya, bandung, 1990. Hal 1 dan 2
[2] Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta,
Ciputat Pers,2002. Hal. 167
[3] Nana sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Sinar Baru
Algesindo, Bandung, 1996. Hal l. 142
[4] Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 1996. Hal. 174
[5] Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 1996. Hal. 174-179
[6] Kustandi Cecep dan bambang sucipto, media pembelajaran, Bogor,
Ghalia Indonesia, 2013. Hal 142 dan 143