Tuesday, February 16, 2016

EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN

PENULIS:
MUSTOFA, DKK

 PENDAHULUAN

Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Kalu belajar diartikan sebagai proses interaksi dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan tingkah laku, pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik) atau sikap (afektif) maka belajar tidak harus dipersyaratkan dengan adanya guru yang mengajar. Interaksi dengan media (sebagai salah satu lingkungan belajar) dapat menjadi sumber belajar bagi siapa saja. Dan penilaian atau evaluasi media pembelajaran bertujuan untuk melihat apakah penggunaan media itu bisa membentuk atau mempengaruhi tingkah laku pembelajaran atau tidak. Serta untuk mengetahui apakah media yang digunakan dalam proses belajar mengajar dapat mencapai tujuan.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pendahuluan di atas pemakalah dapat menyusun beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
A.      Apa pengertian evaluasi media pembelajaran ?
B.      Ada berapa macam evaluasi media pembelajaran ?
C.      Bagaimana tahapan dan prosedur dalam mengevaluasi media pembelajaran ?
D.      Apa tujuan evaluasi media pembelajaran ?
E.       Bagaima kriteria dalam me-review media pembelajaran ?









PEMBAHASAN

A.      Pengertian Evaluasi Media Pembelajaran
Evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti “…refer to the act or process to determining the value of something” (Wand and Brown, 1957:1). Jadi, evaluasi mengacu pada suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu. Sedangkan Whiterington mengemukakan bahwa “an evaluation is declaration that some thing has or does not have value” (Whiterington , 1950:241). Dalam hal ini evaluasi menentukan apakah sesuatu itu mempunyai atau tidak mempunyai nilai.

Jika kedua rumusan di atas dianalisis lebih lanjut maka ada dua hal pokok yang harus di perhatikan, yaitu :

Pertama, bahwa evaluasi merupakan suatu tindakan. Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang evaluator terhadap suatu peristiwa atau kejadian. Tindakan ini mengandung maksud untuk memberikan arti atau makna dari kejadian itu sehingga dapat diproses lebih lanjut. Tindakan tersebut berdasarkan objektifitas dan integritas. Hal ini bermaksud agar hasil yang diperoleh dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak

Kedua, bahwa evaluasi dimaksud untuk menentukan nilai sesuatu. Dari hasil evaluasi itu kita dapat menentukan apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak, evaluasi dapat menunjukkan kualitas sesuatu. Hasil evaluasi akan lebih baik bila sudah diadakan pengukuran-pengukuran sebelumnya karena dalam pengukuran itulah kita menentukan alat dan teknik tentang apa yang hendak diukur, yang sudah barang tentu didasarkan atas pemikiran dan pertimbangan yang tepat dan akurat. Dari pengukuran kita akan memperoleh data-data kasar. Kemudian dengan criteria-kriteria tertentu kita akan menentukan nilai atau kualitas sesuatu itu. Nilai mempunyai tersendiri karena dengan n ilai kita dapat membandingkan kemampuan siswa dengan siswa yang lain [1]

Evaluasi pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan didalam pendidikan, sehubungan dengan hal tersebut maka evaluasi merupakan alat untuk mengukur sampai dimana penguasaan murid terhadap bahan pendidikan yang telah diberikan. Begitu juga didalam media pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah media yang digunakan dalam proses belajar mengajar tersebut dapat mencapai tujuan.[2]

Disamping itu juga evaluasi dimaksudkan untuk mengadakan perbaikan atau pergantian bila ternyata proses yang diterapkan dalam proses belajar mengajar tidak dapat mencapai tujuan. Aspek penting lainnya pada evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran tidak semata-mata dilakukan terhadap hasil belajar, tetapi juga harus dilakukan terhadap proses pembelajaran itu sendiri. Dengan evaluasi tersebut dapat dilakukan revisi program pembelajaran dan strategi pelaksaan pembelajaran.[3]

Adapun media yang anda buat, apakah kaset, audio film bingkai, film  rangkai, transparansi OHP, film, video, ataupun gambar dan permaianan/simulasi perlu dinilai terlebih dahulu sebelum dipakai secara luas. Penilaian (evaluasi) ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah media yang anda buat tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. Hal ini penting untuk diingat dan dilakukan karena banyak orang yang beranggapan bahwah sekali mereka membuat media pasti 100%  ditanggung baik. Anggapan itu sendiri tidaklah keliru karena sebagai pengembang media secara tidak langsung anda telah menurunkan hipotesis bahwa media yang anda buat tersebut dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik. Hipotesis tersebut perlu dibuktikan dengan menguji percobaannya  kesasaran yang dimaksud.[4]

B.      Macam Evaluasi Media Pembelajaran
Ada dua macam bentuk penguji cobaan media yang kita kenal yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang evektivitas dan efisiensi bahan-bahan pembelajaran (termasuk kedalam media) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Data-data tersebut untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien.
Setelah di perbaiki dan disempurnakan orang lain atau anda sendiri, akan mengumpulkan data untuk menentukan apakah media yang anda buat itu patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu atau apakah media tersebut benar-benar efektif seperti, anda laporkan jenis evaluasi ini disebut evaluasi sumatif.

C.      Tahapan Dan Prosedur Dalam Mengevaluasi Media Membelajaran
Kegiatan evaluasi dalam program pengembangan media pendidikan di sini akan dititik beratkan pada kegiatan evaluasi formatif.

Adanya komponen evaluasi formatif dalam proses pengembangan media pendidikan ini membedakan prosedur empiris ini dari pendekatan-pendekatan filosofis dan teoritis. Efektivitas dan efisiensi media yang kita kembangkan tidak hanya bersifat teoritis tetapi benar-benar telah dibuktikan di lapangan.

Ada tiga tahapan evaluasi formatif yaitu evaluasi satu lawan satu (one to one), evaluasi kelompok kecil (small group evaluation) dan evaluasi lapangan (field evaluation).
1.       Evaluasi satu lawan satu
Pada tahap ini pilihlah dua orang atau lebih siswa yang dapat mewakili populasi target yang anda buat. Sajikan media tersebut kepada mereka secara individual. Kalau media itu anda disain untuk belajar mandiri, biarkan dia mempelajarinya sementara anda mengamatinya. Kedua orang siswa yang anda pilih tersebut hendaknya satu orang dari populasi target yang kemampuan umumnya sedikit di bawah rata-rata dan satu orang lagi di atas rata-rata.
Prosedur pelaksanaanya adalah sebagai berikut :
a)     Jelaskan kepada siswa bahwa anda sedang merancang suatu media baru dan anda ingin mengetahi bagaimana reaksi mereka terhadap media yang anda buat tersebut.
b)     Katakana kepada mereka bahwa apabila nanti mereka berbuat salah bukanlah karena kekurangan mereka tetapi karena kekurang sempurnaan media tersebut, sehingga perlu diperbaiki.
c)     Usahakan agar mereka bersikap rileks dan bebas mengemukakan pendapatnnya tentang media tersebut.
d)     Berikan tes  awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap topic yang dimediakan,
e)     Sajikan media dan catat berapa lama waktu yang anda butuhkan atau dibutuhkan siswa untuk menyajikan/mempelajari media tersebut. Catat pula bagaimana reaksi siswa dan bagaian-bagian yang sulituntuk untuk dipahami, apakah contoh-contohnya, penjelasannya, pentunjuk-pentunjuknya ataukah yang lain.
f)      Berikan tes yang mengukur keberhasilan media tersebut (post test) dan
g)     Analisis informasi yang terkumpul.

Beberapa informasi yang dapat anda peroleh lewat kegiatan ini antara lain: kesalahan pemilihan kata atau uraian-uraian yang tak jelas, kesalahan dalam memilih lambing-lambang visual, kurangnya contoh, terlalu banyak atau sedikitnya materi, urutan penyajian yang keliru, pertanyaan dan petunjuk yang kurang jelas, tujuan tak sesuai materi dan sebagainya.

Jumlah dua orang untuk kegiatan ini adalah jumlah minimal. Setelah selesai, anda bisa mencobakannya kepada beberapa orang siswa yang lain dengan prosedur yang sama.

Anda dapat juga mencobakannya kepada ahli bidang studi (content expert). Mereka sering memberikan umpan balik yang bermanfaat. Atas dasar data atau informasi dari kegiatan-kegiatan tersebut di atas akhirnya revisi sebelum media dicobakan ke kelompok kecil.

2.       Evaluasi kelompok kecil
Pada tahap ini media perlu dicobakan kepada 10-20 orang siswa yang dapat mewakili populasi target. kalau kurang dari 10 data, maka data yang anda peroleh kurang dapat menggambarkan populasi target. Sebaliknya bila lebih dari 20 data atau informasi yang anda peroleh melebihi yang anda perlukan dan kurang bermanfaat untuk dianalisis dalam evaluasi kelompok kecil.
Prosedur yang perlu ditempuh adalah.:
a)     Jelaskan bahwa media tersebut berada tahap formatif dan memerlukan umpan balik untuk penyempurnaannya,
b)     Berikan tes awal (pretest) untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan siswa tentang topic yang dimediakan,
c)     Sajikan media atau minat kepada siswa untuk mempelajari media tersebut,
d)     Catat waktu yang diperlukan dan semua bentuk umpan balik (langsun ataupun tak langsung) selama penyajian media,
e)     Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan bisa tercapai
f)      Bagikan kuisioner  dan minta siswa untuk mengisinya. Apabila mungkin diadakan diskusi yang mendalam dengan beberapa siswa. Beberapa pertanyaan yang perlu didiskusikan antaralain : menarik tidaknya siswa akan pesan yang disampaikan, konsisten tujuan dan materi program, cukup tidaknya atau jelas tidaknya latihan dan contoh yang diberikan, bila pertanyaan-pertanyaan yang tersebut telah diberikan lewat kuisioner, informasi yang lebih detail dan jauh dapat lewat diskusi ini,
g)     Analisis data-data yang terkumpul.

3.       Evaluasi lapangan
Evaluasi lapangan atau field evaluation adalah tahap akhir dari evaluasi formatif yang anda perlu lakukan. Usaha untuk memperoleh situasi yang semirip mungkin dengan situasi sebenarnya. Setelah melalui dua tahap evaluasi di atas tentulah media yang kita buat sudah mendekati kesempurnaannya. Namun dengan itu masih harus dibuktikan. Lewat evaluasi lapangan inilah kebolehan media yang kita buat itu diuji. Pilih sekitar30 orang siswa dengan berbagai karakteristik (tingkat kepandaian, kelas, latar-belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar, dan sebagainya). Sesuai dengan karakteristik populasi sasaran.

Satu hal yang perlu dihindari baik untuk dua tahap evaluasi terdahulu maupun lebih-lebih lagi untuk tahap evaluasi lapangan adalah apa yang disebut efek halo (hallo effect). Situasi seperti muncul apabila media kita cobakan pada kelompok responden yang salah.


Prosedurnya pelaksaannya adalah sebagai berikut :
a)     Mula-mula pilih siswa yang benar-benar memenuhi target, kira-kira 30 orang siswa. Usahakan agar mereka mewakili berbagai tingkat kemampuan dan keterampilan siswa yang ada. Tes kemampuan awal perlu dilakukan bila karakteristik siswa belum diketahui. Atas dasar itu pemilihan siswa dilakukan. Tetapi bila kita kenal benar siswa siswa yang akan dipakai dalam uji coba tak perlu tes itu dilakukan,
b)     Jelaskan kepada mereka maksud uji lapangan tersebut dan apa yang anda harapkan pada akhir kegiatan. Pada umumnya siswa tak biasa untuk mengeritik bahan-bahan atau media yang diberikan, karena mereka beranggapan sudah benar dan efektif. Usahakan mereka bersikap rileks dan berani melakukan penilaian. Jauhkan sedapat mungkin perasaan bahwa uji coba ini menguji kempampuan mereka,
c)     Berikan tes awal untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan keterampilan mereka terhadap topic yang dimediakan,
d)     Sajikan media tersebut  kepada mereka. Bentuk penyajiannya tentu sesuai dengan rencana pembuatanny. Untuk prestasi kelompok besar, kelompok kecil, atau belajar mandiri,
e)     Catat semua respon yang muncul dan siswa selama sajian. Begitu pula wwaktu yang diperlukan,
f)      Berikan tes untuk mengukur seberapa juah pencapaian hasil belajar siswa setelah sajian media tersebut. Hasil tes ini (post test) dibandingkan dengan tes pertama (pre test) akan menunjukan seberapa efektif dan efisisen media yang anda buat tersebut,
g)     Berikan kuisioner untuk mengetahui pendapat atau sikap mereka terhadap media tersebut dan sajian yang diterimanya,
h)     Ringkas dan analisis data-data yang anda peroleh dengan kegiatan-kegiatan tadi : kemampuan awal, sekor tes awal, dan tes akhir, waktu yang diperlukan, perbaikan bagian-bagian yang sulit, dan pengayaan yang diperlukan, kecepatan sajian dan sebagainya.
Atas dasar itu media diperbaiki dan semakin disempurnakan.

Demikianlah, dengan ketiga tahap evaluasi tersebut dapatlah dipastikan kebenaran efektivitas dan efisiensi media yang kita kembangkan.[5]

D.      Tujuan Evaluasi Media
Tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.       Menentukan efektivitas media yang digunakan
2.       Menentukan perbaikan atau peningkatan media pembelajaran yang digunakan
3.       Menetapkan cost-effective media yang digunakan, dilihat dari hasil belajar siswa.
4.       Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses belajar di dalam kelas.
5.       Menentukan ketepanan isi pelajaran yang disajikan dengan media tersebut
6.       Menilai kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran
7.       Mengetahui bahwa media pembelajaran tersebut benar-benar member sumbangan terhadap hasil belajar seperti yang dinyatakan
8.       Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran

E.          Kriteria dalam me-review media pembelajaran
Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran. Aspek psikologis perlu dipertimbangkan. Sebab aspek psikologis inilah yang membuat orang memiliki gaya belajar berbeda. Ada tiga gaya belajar yang dimiliki manusia yakni: gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat), gaya belajar audiotorial (belajar dengan mendengar), dan gaya belajar kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh atau praktek).
Walker dan Hess (1984:206) memberikan kriteria dalam me-review media pembelajaran yang berdasarkan kepada kualitas
1.       Kualitas isi dan tujuan
a)     Ketepatan.
b)     Kepentingan.
c)     Kelengkapan.
d)     Keseimbangan.
e)     Minat atau perhatian.
f)      Keadilan.
g)     Kesesuaian dengan situasi siswa.
2.       Kualitas pembelajaran
a)     Memberikan kesempatan belajar.
b)     Memberikan bantuan belajar.
c)     Kualitas memotivasi.
d)     Fleksibilitas pembelajarannya.
e)     Hubungan dengan program pembelajaran lainnya.
f)      Kualitas sosial interaksi pembelajarannya.
g)     Kualitas tes dan penilainnya.
h)     Dapat member dampak bagi guru dan pembelajarannya.
i)      Dapat membawa dampak bagi guru dan pembelajarannya
3.       Kualitas teknis
a.      Keterbacaan
b.     Mudah digunakan
c.      Kualitas tampilan atau tayangan.
d.     Kualitas penanganan jawaban.
e.      Kualitis pengelolaan programnya.
f.      Kualitas pendokumentasiannya. [6]

















PENUTUP

KESIMPULAN

Sebuah media yang telah dirancang perlu dilakukan evaluasi seperlunya, termasuk media yang dirancang oleh seorang ahli desaigner, sebab sebuah media yang dihasilkan oleh seorang ahli dalam bidang media tidak secara otomatis bersifat efektif dan efisien untuk menyampaikan kepada pemakai media (siswa). Kehebatan seorang perancang media tidak hanya terletak pada kemahirannya merancang sebuah media tetapi juga keuletannya melewati tahap-tahap atau proses evaluasi. Dan dalam melewati proses atau tahapan-tahap evaluasi seorang perancang media niscaya berhubungan dengan orang lain, baik secara pribadi (siswa atau ahli lain) maupun kelompok (kecil dan besar).

Melalui proses itulah sebuah media layak dipakai atau digunakan guna mencapai tujuan pembelajaran, kendatipun dalam kurun waktu tertentu, media tersebut masih bisa dievaluasi kembali, hal itu tergantung kepada karakteristik dan latarbelakang para pengguna media tersebut.

















DAFTAR PUSTAKA

Arifin zainal, evaluasi instruksional prinsip-teknik-prosedur, PT remaja rosda karya, bandung, 1990.
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta, Ciputat Pers,2002.
Nana sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 1996.
Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1996.
Kustandi Cecep dan bambang sucipto, media pembelajaran, Bogor, Ghalia Indonesia, 2013.



[1] Arifin zainal, evaluasi instruksional prinsip-teknik-prosedur, PT remaja rosda karya, bandung, 1990. Hal 1 dan 2
[2] Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta, Ciputat Pers,2002. Hal. 167
[3] Nana sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 1996. Hal l. 142
[4] Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1996. Hal. 174
[5] Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1996. Hal. 174-179
[6] Kustandi Cecep dan bambang sucipto, media pembelajaran, Bogor, Ghalia Indonesia, 2013. Hal 142 dan 143