Wednesday, February 10, 2016

GURU: PERAN DAN TANGGUNG JAWABNYA

Muhammad Abdul Aziz

Guru adalah pendidik dengan tugas utamanya yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”
(UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1)

Batasan tugas guru tersebut menunjukkan bahwa sosok guru memiliki peran strategis dalam proses pendidikan, bahkan sumber daya pendidikan lain memadai seringkali kurang berarti jika tidak disertai dengan kualitas guru yang bermutu. Dengan kata lain, guru merupakan kunci sukses dan ujung tombak dalam upaya meningkatkan kualitas layanan dan hasil pendidikan.
Guru merupakan sebuah profesi yang tidak bisa main-main dalam menjalankannya. Karena di dalamnya terdapat tanggung jawab yang tidak ringan. Guru ialah orang tua kedua setelah orang tua yang melahirkan kita. Ia bertugas memberikan pendidikan dan pengajaran kepada peserta didik. Sebagai seorang pendidik, ia berkewajiban mentransfer nilai (transfer of value), dan sebagai seorang pengajar, ia berkewajiban mentransfer pengetahuan (transfer of knowledge) dan keterampilan (transfer of skill) yang ia miliki terhadap peserta didiknya.
Guru merupakan factor yang penting yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam proses pendidikan. Ia adalah figure manusia teladan bagi peserta didiknya dalam segala segi kehidupannya. Ia tidak hanya bertugas menjadikan peserta didiknya memiliki kecerdasan dalam berpikir, namun juga menanamkan nilai-nilai akhlak dan moral dalam diri mereka. Oleh sebab itu, guru harus memiliki intelektual yang tinggi dan juga mempunyai kepribadian yang baik yang harus terwujud dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Islam, sosok guru lebih strategis lagi karena di samping mengemban misi keilmuan, guru juga mengemban tugas suci, yaitu misi dakwah dan misi kenabian, yakni membimbing dan mengarahkan peserta didik ke arah moralitas yang lebih baik menuju jalan Allah Swt. Untuk dapat menjadi suri teladan yang baik, maka guru harus beretika dan mematuhi berbagai norma yang berlaku dalam kehidupan sehari-harinya, baik itu norma agama, norma hokum, norma social, dan norma-norma lainnya yang berlaku di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tugas guru bukan hanya mengajar, melatih, tetapi juga sebagai navigasi para murid-muridnya. Oleh karena itu, mulai dari sekarang seorang yang memang benar-benar merasakan betapa besar tanggung jawabnya, maka harus mulai untuk menerapkan nila-nilai luhur dan kepribadian yang baik agar para murid tersebut tidak salah dalam mengambil contoh yang kelak merekalah yang akan meneruskan kehidupan ini, merekalah para murid yang akan memimpin bangsa ini.
Dalam konteks pendidikan Islam, guru adalah semua pihak yang berusaha memperbaiki orang lain secara islami. Mereka ini bisa orang tua (ayah-ibu), paman, kakak, tetangga, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat luas. Khusus orang tua, Islam memberikan perhatian penting terhadap keduanya (ayah-ibu) sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, serta sebagai peletak pondasi yang kokoh bagi pendidikan anak-anaknya di masa depan.
Kedudukan guru yang istimewa, ternyata berimbang dengan tugas dan tanggung jawabnya yang tidak ringan. Seorang guru agama bukan hanya sekedar sebagai tenaga pengajar, tetapi sekaligus sebagai pendidik. Dengan kedudukan sebagai pendidik, guru berkewajiban untuk mewujudkan tujuan pendidikan Islam, yaitu mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar menjadi muslim sempurna. Untuk mencapai tujuan ini, guru harus berupaya melalui beragam cara, seperti; mengajar, melatih, membiasakan, member contoh, member dorongan, memuji, menghukum, dan bahkan mendo’akan. Cara-cara tersebut harus dilakukan secara sungguh-sungguh dan konsisten, memang suatu tugas yang sangat berat.
Guru yang mempunyai kepribadian rabbani dan professional akan bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya dan tujuan pendidikan umumnya, sudah barang tentu memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan, agar mampu melaksanaka tugasnya dengan sebaik-baiknya. Kepribadian akan turut menentukan apakah para guru dapat disebut sebagai pendidik yang baik, atau sebaliknya justru menjadi perusak anak didiknya. Guru sebagai teladan bagi murid-muridnya harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan idola dalam segala segi kehidupannya. Karenanya, guru harus selalu berusaha memilih dan melakukan perbuatan yang positif agar dapat mengangkat kewibawaannya, terutama di depan murid-muridnya. Disamping itu guru juga harus mengimplementasikan nilai-nilai tinggi terutama yang diambilkan dari ajaran agama, misalnya jujur dalam perkataan dan perbuatan.
Jika merujuk pada Undang-undang nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen, maka untuk menjadi guru professional seseorang harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru professional, yaitu; kompetensi pedagogic (kemampuan mengelola pembelajaran), kompetensi kepribadian (kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa, serta menjadi teladan bagi peserta didik), kompetensi professional (kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam), dan kompetensi social (kemampuan guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru atau rekan sejawat, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar).
Guru dalam bahasa jawa merupakan kependekan dari digugu lan ditiru, didengarkan (digugu), perkataan seorang guru dibandingkan dengan perkataan orang biasa dalam lingkungan masyarakat pasti yang akan lebih didengarkan oleh masyarakat adalah perkataan seorang yang berprofesi menjadi guru. Sedangkan diikuti (ditiru), semua perbuatan bahkan apapun yang dikerjakan oleh seorang guru akan menjadi contoh oleh murid-muridnya dan masyarakat sekitarnya. Tanpa guru maka tidak akan ada kehidupan, tanpa jasa seorang guru tidak aka nada peradaban.
Demikian betapa pentingnya peranan guru dan betapa beratnya tugas serta tanggung jawabnya, terutama tanggung jawab moral menjadi orang yang pantas untuk digugu dan ditiru. Di rumah mereka menjadi tumpuan kesejahteraan keluarga, di sekolah mereka menjadi ukuran atau pedoman tata tertib kehidupan sekolah yaitu pendidikan atau pengajaran bagi murid-muridnya, sedangkan di masyarakat sekitar mereka dipandang sebagai “suri teladan” tingkah laku bagi warga masyarakat sekitar. Hakikat tugas guru adalah mendidik, maka setiap guru harus memberikan contoh yang sebaik-baiknya dalam bersikap terhadap siapa saja, kapan saja, dan dimana saja agar kebaikannya ini dapat terawasi oleh anak didiknya.