Penulis :
Fajar Setiawan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Apabila kita cermati dalam aplikasi
kegiatan belajar mengajar masalah-masalah pengajaran dalam proses pembelajaran
sangatlah banyak. Mulai dari mungkin dalam pemahaman tentang kurikulumnya baik
menentukan tujuan pendidikan, materi-materi yang diajarkan, strategi dalam
menyampaikannya, bahkan sampai bagaimana cara mengevaluasi dari hasil proses
belajar itu sendiri. Namun dalam makalah kali ini kita akan fokus membahas
strategi dasar merancang sistem pembelajaran dan aplikasi pendekatan sistem
dalam pembelajaran saja.
Satu materi pembelajaran jika
diajarkan oleh guru yang berbeda akan dirasakan oleh dengan rasa yang berbeda
pula. Jika para siswa ditanya kenapa guru A banyak disenangi oleh peserta
didik, dapat ditebak bahwa jawabannya akan berkisar pada cara mengajarnya yang
menarik.[1]
Strategi dasar merancang sistem pebelajaran pembelajaran adalah strategi dasar
dalam proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang
sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, serta rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan
segala potensi dan sumber belajar yang ada. Perencanaan pembelajaran mengarah
pada proses penerjemahan kurikulum yang berlaku. Sedangakan, desain
pembelajaran menekankan pada merancang program pembelajaran untuk membantu
proses belajar siswa. Hal inilah yang membedakan keduanya. Perencanaan berorientasi
pada kuriklum, sedangkan desain berorientasi pada proses pembelajaran. Kualitas
pembelajaran seseorang guru sangat strategis, karena ia berfungsi sebagai ujung
tombak terjadinya perubahan (the agent of change) dari belum bisa menjadi bisa,
dari belum menguasai menjadi menguasai, dari belum mengerti menjadi mengerti,
melalui proses pembelajaran. Oleh karean itu, keberhasilan perubahan kualitas
pengajaran atau pendidikan tergantung pada keberhasilan kulitas proses
pembelajaran guru.[2]
Namun demikian, baik pengembangan perencanaan maupun pengembangan desain
pembelajaran keduanya disusun berdasarkan pendekatan sistem.[3]
Jika kita berbicara tentang sistem, maka tidak akan lepas dari yang namanya
unsur atau komponen dan ciri-cirinya, serta bagaimana pendekatan sistem itu diaplikasikan
dalam pembelajaran khususnya Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, agar
mengetahui lebih lanjut mengenai masalah-masalah pengajaran dan pemecahannya,
akan dipaparkan lebih detail dalam makalah ini.
B.
Rumusan Masalah
Setelah
melihat latar belakanag masalah yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan
masalah yang kami ambil dalam kesempatan kali ini adalah :
1.
Bagaimana strategi dasar dalam merancang
sistem pembelajaran ?
2.
Apa pengertian sistem pembelajaran ?
3.
Apa maksud dari pendekatan sistem ?
4.
Apa saja unsur-unsur sistem pembelajaran
?
5.
Bagaiamana langkah-langkah dalam merancang
sistem pembelajaran ?
6.
Bagiamana cara aplikasi pendekatan
sistem dalam pembelajaran ?
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Strategi
Dasar dalam Merancang Sistem Pembelajaran
a. Pengertian
Sistem Pembelajaran
Istilah sistem
sering diartikan sama dengan metode atau cara sesuatu himpunan unsur-unsur atau
komponen yang saling berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan yang utuh.
Sistem
bukanlah “cara” atau “metode” seperti yang banyak dikatakan orang. Cara
hanyalah sebagian kecil dari suatu sistem. Jadi yang dimaksud dengan sistem
adalah sebagai suatu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berhubungan
untuk mencapai tujuan tertentu.[4] Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”
yang mempunyai pengertian :
1.
Suatu
keseluruhan yang tesusun dari sekian banyak bagian.
2.
Hubungan yang
berlangsung di antara satuan satuan atau komponen komponen secara teratur.
Mulyadi mengatakan
bahwa sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan satu dengan
yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi
pada dasarnya sistem tersebut merupakan satu kesatuan pekerjaan yang terdiri
dari subsistem yang saling berhubungan satu sama lain menurut aturan tertentu
yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. System dapat digunakan
untuk menunjuk suatu himpunan bagian yang saling berkaitan, sehimpunan ide-ide
prinsif hipotesis tau teori, metode atau cara.
Mendikbud menjelaskan
bahwa “pendidikan merupakan suatu system yang mempunyai unsur tujuan atau
sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur atau jenjang,
kurikulum dan peralatan atau fasilitas.
Dari pendapat menganai pengertian sistem, dapat di
tarik satu pengertian lagi bahwa sistem adalah suatu keseluruhan / keutuhan
yang terdiri atas sejumlah bagian, atau komponen yang saling berhubungan secara
teratur yang biasa juga disebut sebaga sub sistem.[5]
b.
Pendekatan
Sistem
Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses
sesuatu yang terjadi. Pendekatan berfungsi mendeskripsikan hakikat apa yang
akan dilakukan dalam memecahkan suatu masalah. Pendekatan dapat berwujud cara
pandang, filsafat atau kepercayaan yang diyakini kebenarannya.
Salah satu pendekatan yang bisa digunakan oleh masyarakat ilmiah
dalam memecahkan berbagai masalah adalah pendekatan sistem. Johnson, Kast dan
Rozenzweig (1973) mengemukakan bahwa pendekatan sistem adalah cara berpikir
untuk mengatur tugas, melalui suatu kerangka yang melukiskan faktor-faktor
lingkungan internal dan eksternal sehingga merupakan suatu keseluruhan secara
terpadu. Atau, pendekatan sistem juga merupakan cara berpikir, sebuah metode
atau teknik analisis dan suatu jenis manajerial.
Secara sederhana, maksud dari pendekatan sistem dalam pembelajaran
adalah adanya pemahaman pada pendidik atau guru bahwa pembelajaran harus
didukung oleh berbagai unsur atau komponen secara utuh (holistik dan memiliki
hubungan sistematik antar komponen), karena jika meninggalkan salah satu unsur
saja dari sistem tersebut dapat menimbulkan kegagalan dalam proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran guru tidak cukup hanya menguasai materi saja,
atau hanya pandai menggunakan media dan metode saja. Akan tetapi guru harus
benar-benar mampu melaksanakan semua faktor yang ada dalam pembelajaran secara
komprehensif.
c.
Unsur-unsur
Sistem dalam Pembelajaran
Unsur-unsur sistem dalam pembelajaran pasti ada dalam
suatu sistem, karena adanya sistem tidak akan lepas dari unsur-unsur:
1.
Siswa
Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan siswa
agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian, maka proses
pengembangan dan desain pembelajaran, siswa harus dijadikan pusat dari segala
kegiatan. Artinya keputusan-keputusan yang diambil dalam perencanaan dan desain
pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai
dengan kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar, dan gaya belajar
siswa itu sendiri.
2.
Tujuan
Tujuan adalah unsur terpenting dalam pembelajaran setelah unsur siswa
sebagai subyek belajar. Tujuan penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari visi
dan misi lembaga pendidikan itu sendiri. Misalnya :
a. Melatih
siswa agar memiliki kemampuan tinggi dalam bidang tertentu
b.
Mengajarkan keterampilan dasar bagi siswa
c. Memberikan jaminan agar menjadi lulusan tenaga kerja yang efektif dalam
bidang tertentu, memiliki kreativias yang tinggi dan sebagainya.
3.
Kondisi
Kondisi adalah berbagai pengalaman belajar yang dirancang agar siswa dapat
mencapai tujuan khusus seperti yang telah dirumuskan. Pengalaman belajar harus
mendorong siswa aktif belajar baik secara fisik maupun nonfisik. Merencanakan
pembelajaran salah satunya adalah menyediakan kesempatan pada siswa untuk
belajar sesuai dengan gaya belajarnya sendiri.
4.
Sumber-sumber belajar
Sumber belajar berkaitan dengan
segala yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar. Didalamnya meliputi
lingkungan fisik seperti tempat belajar, bahan dan alat yang dapat digunakan,
personal seperti guru, petugas perpustakaan dan ahli media, dan siapa saja yang
berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung untuk keberhasilan dalam
pengalaman belajar.
5.
Hasil belajar
Hasil belajar berkaitan dengan
pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang
direncanakan. Dengan demikian, tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah
merancang instrumen yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa
mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan data tersebut guru dapat
mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran.[6]
d.
Langkah-Langkah merancang sistem pembelajaran
Jika berfikir
sistem diterapkan dalam pembelajaran, maka seorang guru harus melakukan
beberapa langkah sebagai berikut:
1.
Merumuskan
tujuan pembelajaran (tujuan instruksional). Tujuan adalah suatu rencana atau
rumusan yang akan diperoleh. Rumusan tujuan akan sangat membantu guru dalam
menentukan arah atau strategi dalam pembelajaran. Dengan demikian, menentukan
tujuan pembelajaran berarti menentukan arah tentang proses pembelajaran
2.
Melakukan proses
pengumpulan data dan proses analisisnya. Data yang dikumpulkan adalah data
menyangkut tentang :
(a) anak didik yang meliputi kemampuan awalnya (entry
behavior), tingkat perhatian, kualitas motivasi, konsentrasi, kedisiplinan,
latar belakang sosial, ekonominya.
(b) data tentang materi pelajaran (mata pelajaran)
yang meliputi jenis materinya baik bersifat logika, etika, dan lain-lain.
(c) data tentang guru yang meliputi masalah kompetensi
kepribadian, sosial, profesional dan pedagogik, gaya yang dilakukan dalam
mengajar, cara mengevaluasi, kemampuan pengelola kelas dan kemampuan memahami
landasan kependidikan.
(d) data tentang sistem kepemimpinan yang meliputi
pola dalam menyusun perencanaan, cara dalam mengidentfikasi permasalahan, cara
mengambil keputusan. Seluruh data tersebut dianalisis sehingga nantinya dapat
dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran.
3.
Hasil analisis
terhadap data tersebut di atas, kemudian dijadikan dasar atau landasan guru
dalam menyusun materi dan melakukan proses pembelajaran agar proses
pembelajaran benar-benar berjalan secara efektif dan efisien.[7]
Dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, misalkan seorang guru dalam menentukan
materi atau sistem pembelajaran yang akan di terapkan kepada murid-muridnya,
hendaknya seorang guru mengetahui karakter muridnya dan mengetahui meteri yang
akan di ajarkan sehingga materi dapat terserap oleh murid dan pembelajaran berjalan
secara efektif.
Salah satu unsur
dari sistem yaitu tujuan. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pun tidak
terlepas dari yang namanya tujuan. Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI)
yaitu bertujuan meningkatkan keimanan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah ta’ala, serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
2. Aplikasi Pendekatan Sistem dalam Pembelajaran
Dalam aplikasinya, sistem pembelajaran mewujud dalam suatu pola
menejemen tertentu yang sengaja dipilih, dirancang dan dilaksanakan agar timbul
suatu peristiwa belajar yang bertujuan dan terkontrol. Hal ini disyaratkan
dengan tujuan untuk; (1) mencapai penguasaan tertentu, (2) dapat diulangi dan
digandakan/disebarkan, (3) dikembangkan dalam suatu proses pengembangan
pembelajaran, (4) diuji coba dan dimantapkan berdasarkan pengalaman (empiris).
Untuk membangun sistem dalam pembelajaran, maka perlu mengorganisir
atau mengkoordinasi unsur-unsur yang dibutuhkan dalam KBM , antara lain dapat
berupa;
-
Unsur
manusiawi, meliputi: pendidik, peserta didik, pustakawan dan yang lainnya.
-
Unsur material,
meliputi: buku, film, slide suara, foto/ CD, atau yang lain.
-
Unsur fasilitas,
meliputi: ruang kelas, laboratorium.
-
Unsur
perlengkapan, meliputi: komputer, audio visual.
-
Unsur prosedur,
meliputi: strategi atau metode, jadwal, dan evaluasi.
Berpikir secara sistem berarti sedia mencari dan menemukan pendapat
yang logis dan berurutan. Tentu saja ini menuntut adanya pemikiran yang
terbuka. Tidak serta merta hanya menggunakan pendapat sendiri sebagai
pertimbangan pemilihan sistem yang akan diterapkan.
Kaufman (1972) memiliki satu model manajemen pembelajaran yang
dapat dirumuskan dalam enam tahap, meliputi :
1.
Identifikasi
prioritas kebutuhan dan masalah yang berkaitan.
2.
Menentukan
persyaratan untuk memecahkan persoalan serta identifikasi alternatif pemecahan
yang mungkin dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
3.
Pemikiran alternatif
atau penentuan strategi pemecahan berdasarkan alternatif yang dimungkinkan.
4.
Pelaksanaan
strategi yang dipilih, termasuk manajemen dan kontrol atas strategi tersebut.
5.
Penilaian
keefektifan hasil karya berdasarkan kebutuhan dan persyaratan yang telah ditetapkan
terdahulu.
6.
Penyempurnaan
satu atau keseluruhan langkah di muka untuk menjamin bahwa sistem pembelajaran
itu bersifat responsif, efektif dan efisien.
Enam tahap di
atas merupakan rumus umum dalam aplikasi sistem pembelajaran. Lebih deskriptif
lagi, aplikasi pendekatan sistem pembelajaran adalah sebagai berikut;
a.
Menentukan
tujuan sehingga mengetahui arah yang harus dituju. Ini bersifat mutlak sebagai
syarat guru menentukan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Penentuan
tujuan menentukan pula proses dan komponen apa saja yang diperlukan dalam
kegiatan belajar mengajar agar efektif dan efisien. Tujuan menjadi unsur sistem
pembelajaran yang akan dievaluasi dan disesuaikan berdasarkan manfaatnya bagi
anak didik pun masyarakat.
b.
Mengumpulkan
data dan melakukan analisis. Seperti mengumpulkan data mengenai kemampuan awal
anak didik, perhatiannya, penguasaan bahasa (segala yang dibutuhkan guru
berkaitan dengan anak didik), mengenai materi yang akan diberikan dan strategi
atau cara untuk mendukung KBM berjalan dengan baik dan berhasil.
c.
Kesimpulan dari
pengumpulan data dan analisis sangat membantu untuk merangkai sasaran yang
sistematis.
d.
Senantiasa
mengevaluasi dan mengupayakan peningkatan kualitas KBM. Dalam penyusunan
rencana pembelajaran guru harus senantiasa mempelajari dan membuka diri untuk
pelbagai perbaikan yang berupa tanggapan, saran, atau timbal balik dari hasil
belajar.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahawa strategi dasar dalam merancang
sistem pembelajaran sebelum membuatnya kita harus mengetahui unsur-unsur sistem
dalam pembelajaran tersebut diantaranya :
1. Siswa
2. Tujuan
3. Kondisi
4. Sumber
belajar
5. Hasil
belajar
Adapun
langkah-langkah dalam merancang sistem pembelajaran sedikitnya ada 3 langkah yaitu
:
1. Merumuskan tujuan pembelajaran (tujuan instruksional).
2. Melakukan proses pengumpulan data dan proses
analisisnya.
3. Hasil analisis terhadap data tersebut di atas,
kemudian dijadikan dasar atau landasan guru dalam menyusun materi dan melakukan
proses pembelajaran agar proses pembelajaran benar-benar berjalan secara
efektif dan efisien.
Adapun aplikasi pendekatan sistem pembelajaran adalah sebagai
berikut;
1. Menentukan tujuan sehingga mengetahui arah yang harus dituju.
2. Mengumpulkan data dan melakukan analisis.
3.
pulan dari
pengumpulan data dan analisis sangat membantu untuk merangkai sasaran yang
sistematis.
4.
Senantiasa
mengevaluasi dan mengupayakan peningkatan kualitas KBM.
DAFTAR
PUSTAKA
Hisyam Zaini dkk,
Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2008
Bermawy Munthe, Desain
Pembelajaran, Yogyakarta : PT. Pustaka Insan Madani, 2009
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran, Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2008
M. Chabib Thoha dan Abdul mu’ti, PBM-PAI DI SEKOLA
Heksistensi dan proses beajar-mengajar pendidikan agama Islam, Yogyakarta:
Pustaka belajar offset,1998
Saekhan Muchith,
Pembelajaran Kontekstual, Semarang: Rasail Media Group, 2008.
http://senengsinau.wordpress.com/2008/10/15/pendekatan-sistem-dalam-kegiatan-pembelajaran/
di unduh pada hari Sabtu, 29 Maret 2014
http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/09/pendekatan-dalam-sistem-pembelajaran.html)
di unduh pada hari Sabtu, 29 Maret 2014
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Poerwanti%20Hadi%20Pratiwi,%20S.Pd.,%20M.Si./2-PPS-Pdkt%20Sistem.pdf
di unduh pada hari Sabtu, 29 Maret 2014
[1] Hisyam Zaini dkk, Strategi
Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2008), hlm. xiii
[2] Bermawy Munthe, Desain
Pembelajaran, (Yogyakarta : PT. Pustaka Insan Madani, 2009), hlm. 1
[3] Wina
Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Perdana
Media Group, 2008), hlm. 9.
[4] Wina Sanjaya,
Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Perdana Media
Group, 2008), hlm. 1-2.
[5] M. Chabib
Thoha dan Abdul mu’ti, PBM-PAI DI SEKOLA Heksistensi dan proses beajar-mengajar
pendidikan agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka belajar offset,1998), hlm. 3-4.
[6] Wina
sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Perdana
Media Group, 2008), hlm. 9-13.
[7] Saekhan
Muchith, Pembelajaran Kontekstual, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm. 19-21