Friday, February 12, 2016

PROBLEMATIKA DAKWAH

Penulis :
Achmad Rizal Arafat

A.              Pendahuluan.
Dakwah pada era ini dihadapkan pada berbagai tantangan dan problematika yang semakin kompleks. Hal ini tidak terlepas dari adanya perkembangan dan dinamika masyarakat yang semkin maju dan beradab. Mengingat aktivitas dakwah tidak terlepas dari masyarakat, maka perkembangannya pun seharusnya berbanding lurus dengan perkembangan masyarakat. Artinya, aktivitas dakwah hendaknya dapat mengikuti perkembangan dan perubahan masyarakat. Dakwah belum dijadikan pedoman atau panduan oleh masyarakat dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.
Terkait dengan Al-Qur’an hanyalah dijadikan sebagai hiasan dinding, koleksi buku, atau kitab, bacaan untuk acara seremonial dan kadang kala untuk pengobatan. Manusia belum bisa memanfaatkan serta memahami dakwah dari Al-Qur’an sebagai pedoman, sumber inspirasi dan sumber nilai dalam menjalani kehidupan di muka bumi.

B.    Pembahasan Problematika Dakwah
Pengertian Dakwah
Secara bahasa kata dakwah berasal dari bahasa arab da’a, yad’u, da’watan, yang berarti ajakan, seruan,panggilan atau undangan. Secara istilah dakwah berarti mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akherat. Orang yang berdakwah disebut dai, sedang orang yang menjadi sasaran dakwah disebut mad’u.
Permasalahan dakwah yang muncul dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern : pribadi seorang dai. tidak menguasai materi dakwah, tidak mampu berkomunikasi dengan sasaran dakwah sering menjadikan dakwah tidak diterima dengan baik oleh sasaran dakwah. Tidak mampu melaksanakan syariat Islam dalam kehidupan sehari-harinya, hanya akan menjadi bahan cemoohan. Faktor ekstern : kondisi di luar pribadi seorang dai, kondisi lingkungan yang kurang mendukung. Tayangan di media masa cetak maupun elektronik yang kurang mendidik, seperti pola hidup yang konsumtif, mode pakaian yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, gaya pergaulan bebas. kebijakan pemerintah yang kurang mendukung dakwah. kegiatan dakwah orang-orang non muslim, seperti misioneris dan zending. Semua itu harus disikapi dengan optimis dan semangat juang yang tinggi, agar dakwah islamiyah terus berjalan sampai akhir jaman

Penjelasan Q.S. an-Nashr
Surat ini terkenal dengan nama an-Nashr. Pada masa lampau terkenal idza jaa nashrullahi wal fath sesuai bunyi ayat pertama. Ada pula yang memahami at-Taudi (perpisahan). Termasuk jenis surah madaniyah, surah ke 103 dari segi tertib turunnya, dan surah ke 110 dari segi tertib penulisannya.
Tema utamanya adalah berita gembira tentang kemenangan yang akan diraih oleh Rasul SAW dan berbondong-bondongnya masyarakat memeluk agama Islam. Disisi lain mengisyaratkan selesainya tugas Rasul SAW. Dengan demikian surah ini menginformasikan dekatnya ajal Rasul SAW.
Asbabun nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika Rasulallah SAW. masuk kota Makah pada waktu fathu makah, Khalid bin Walid diperintahkan memasuki kota Makah dari jurusan dataran rendah untuk menggempur pasukan quraisy (yang menyerangnya) serta merampas senjatanya. Setelah memperoleh kemenangan. Maka berbondong-bondonglah kaum quraisy masuk Islam. Ayat ini (Q.S. an-Nashr 1-3) turun berkenaan dengan peristiwa itu. Sebagai perintah untuk memui syukur dengan me-Mahasucikan Allah atas kemenangannya dan meminta ampun atas segala kesalahan.

Kandungan isi
Ayat 1 merupakan informasi datangnya kemenangan yang akan diraih oleh kaum muslimin. Kemenangan yang di maksud adalah ditaklukkannya kota makah (fathu makah). Kemenangan Rasul SAW. dan kaum muslimin diawali dengan ditaklukkannya kota Makah, pada bulan Ramadhan tahun ke-8 hijriyah (Desember 630 M). Rasulallah SAW. berhasil memasuki kota Makah tanpa pertumpahan darah.
Ayat 2 menjelaskan tentang dampak ditaklukkannya kota Makah. Pembebasan kota Makah memberi pengaruh yang besar dalam kehidupan agama dan politik. Pengaruh tersebut antara lain banyaknya manusia masuk Islam dan bernaung di bawah panji Nabi SAW. secara berbondog-bondong. Hal itu terbukti banyaknya utusan-utusan yang datang ke Madinah pada tahun ke-9 Hijriyah, untuk mewakili golongannya menyatakan keislamannya. Para ahli sejarah menguraikan, “Rasulullah SAW. tidak akan meniggalkan dunia fana ini, kecuali seluruh orang arab di jazirah Arabia dan Yaman telah masuk Islam.
Ayat ke-3 menjelaskan, jika kemenangan sudah nyata, Mahasucikanlah dan agungkanlah Tuhanmu. Sebab Tuhan tidak akan sekali-kali melalaikan kebenaran dan memenangkan kebatilan.   Ayat ke-3 ditutup dengan perintah memohon ampun dan bertobat kepada Allah SWT. Karena sebelum kemenangan itu diraih sempat terjadi goncangan-goncangan hati, karena terlambatnya realisasi janji pertolongan Allah SWT. Karena itu patutlah dilakukan istighfar dari kekurangan di dalam memuji Allah dan mensyukurinya.
C.    Kesimpulan
Sebagai seorang muslim, setelah memahami surah an-Nashr, hendaklah kita mampu menerapkan kandugan surat tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Diantara Senantiasa berdakwah meskipun menghadapi rintangan. Bersabar dalam menghadapi sikap tidak bersahabat dari sasaran dakwah Mampu menjaga diri agar tidak menimbulkan kekacauan dan keresahan dalam masyarakat. Siap berkorban membela dan menjaga kewibawaan kaum muslimin. Senantiasa yakin dengan datangnya pertolongan Allah. Tidak merasa sombong jika seruan dakwah diterima oleh sasaran dakwah. Banyak mensucikan dan memuji keagungan Allah dan mohon ampunan. Sehingga dengan demikian problematika bisa kita minimalisir dengan mudah.