Penulis :
Achmad Rizal Arafat
A.
Pendahuluan.
Dakwah
pada era ini dihadapkan pada berbagai tantangan dan problematika yang semakin
kompleks. Hal ini tidak terlepas dari adanya perkembangan dan dinamika
masyarakat yang semkin maju dan beradab. Mengingat aktivitas dakwah tidak
terlepas dari masyarakat, maka perkembangannya pun seharusnya berbanding lurus
dengan perkembangan masyarakat. Artinya, aktivitas dakwah hendaknya dapat
mengikuti perkembangan dan perubahan masyarakat. Dakwah belum dijadikan pedoman
atau panduan oleh masyarakat dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.
Terkait dengan Al-Qur’an hanyalah dijadikan sebagai
hiasan dinding, koleksi buku, atau kitab, bacaan untuk acara seremonial dan
kadang kala untuk pengobatan. Manusia belum bisa memanfaatkan serta memahami
dakwah dari Al-Qur’an sebagai pedoman, sumber inspirasi dan sumber nilai dalam
menjalani kehidupan di muka bumi.
B. Pembahasan
Problematika Dakwah
Pengertian
Dakwah
Secara bahasa kata dakwah berasal dari bahasa arab da’a, yad’u,
da’watan, yang berarti ajakan, seruan,panggilan atau undangan. Secara
istilah dakwah berarti mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang
benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di
dunia dan di akherat. Orang yang berdakwah disebut dai, sedang orang
yang menjadi sasaran dakwah disebut mad’u.
Permasalahan dakwah yang muncul dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
intern dan ekstern. Faktor intern : pribadi
seorang dai. tidak menguasai materi dakwah, tidak mampu berkomunikasi dengan
sasaran dakwah sering menjadikan dakwah tidak diterima dengan baik oleh sasaran
dakwah. Tidak mampu melaksanakan syariat Islam dalam kehidupan sehari-harinya,
hanya akan menjadi bahan cemoohan. Faktor ekstern : kondisi di
luar pribadi seorang dai, kondisi lingkungan yang kurang mendukung. Tayangan di
media masa cetak maupun elektronik yang kurang mendidik, seperti pola hidup
yang konsumtif, mode pakaian yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, gaya
pergaulan bebas. kebijakan pemerintah yang kurang mendukung dakwah. kegiatan
dakwah orang-orang non muslim, seperti misioneris dan zending. Semua itu harus
disikapi dengan optimis dan semangat juang yang tinggi, agar dakwah islamiyah
terus berjalan sampai akhir jaman
Penjelasan
Q.S. an-Nashr
Surat ini terkenal dengan nama an-Nashr. Pada masa lampau terkenal idza
jaa nashrullahi wal fath sesuai bunyi ayat pertama. Ada pula yang memahami
at-Taudi (perpisahan). Termasuk jenis surah madaniyah,
surah ke 103 dari segi tertib turunnya, dan surah ke 110 dari segi tertib
penulisannya.
Tema utamanya adalah berita gembira tentang kemenangan yang akan diraih
oleh Rasul SAW dan berbondong-bondongnya masyarakat memeluk agama Islam. Disisi
lain mengisyaratkan selesainya tugas Rasul SAW. Dengan demikian surah ini
menginformasikan dekatnya ajal Rasul SAW.
Asbabun
nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika Rasulallah SAW. masuk kota
Makah pada waktu fathu makah, Khalid bin Walid diperintahkan memasuki kota
Makah dari jurusan dataran rendah untuk menggempur pasukan quraisy (yang
menyerangnya) serta merampas senjatanya. Setelah memperoleh kemenangan. Maka
berbondong-bondonglah kaum quraisy masuk Islam. Ayat ini (Q.S. an-Nashr 1-3)
turun berkenaan dengan peristiwa itu. Sebagai perintah untuk memui syukur
dengan me-Mahasucikan Allah atas kemenangannya dan meminta ampun atas segala
kesalahan.
Kandungan
isi
Ayat 1 merupakan informasi datangnya kemenangan yang akan diraih oleh kaum
muslimin. Kemenangan yang di maksud adalah ditaklukkannya kota makah (fathu
makah). Kemenangan Rasul SAW. dan kaum muslimin diawali dengan ditaklukkannya
kota Makah, pada bulan Ramadhan tahun ke-8 hijriyah (Desember 630 M).
Rasulallah SAW. berhasil memasuki kota Makah tanpa pertumpahan darah.
Ayat 2 menjelaskan tentang dampak ditaklukkannya kota Makah. Pembebasan
kota Makah memberi pengaruh yang besar dalam kehidupan agama dan politik.
Pengaruh tersebut antara lain banyaknya manusia masuk Islam dan bernaung di
bawah panji Nabi SAW. secara berbondog-bondong. Hal itu terbukti banyaknya
utusan-utusan yang datang ke Madinah pada tahun ke-9 Hijriyah, untuk mewakili
golongannya menyatakan keislamannya. Para ahli sejarah menguraikan, “Rasulullah
SAW. tidak akan meniggalkan dunia fana ini, kecuali seluruh orang arab di
jazirah Arabia dan Yaman telah masuk Islam.
Ayat ke-3 menjelaskan, jika kemenangan sudah nyata, Mahasucikanlah dan
agungkanlah Tuhanmu. Sebab Tuhan tidak akan sekali-kali melalaikan kebenaran
dan memenangkan kebatilan. Ayat ke-3 ditutup dengan perintah
memohon ampun dan bertobat kepada Allah SWT. Karena sebelum kemenangan itu
diraih sempat terjadi goncangan-goncangan hati, karena terlambatnya realisasi
janji pertolongan Allah SWT. Karena itu patutlah dilakukan istighfar dari
kekurangan di dalam memuji Allah dan mensyukurinya.
C.
Kesimpulan
Sebagai seorang muslim, setelah memahami surah an-Nashr, hendaklah kita
mampu menerapkan kandugan surat tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Diantara Senantiasa
berdakwah meskipun menghadapi rintangan. Bersabar dalam menghadapi sikap tidak
bersahabat dari sasaran dakwah Mampu menjaga diri agar tidak menimbulkan
kekacauan dan keresahan dalam masyarakat. Siap berkorban membela dan menjaga
kewibawaan kaum muslimin. Senantiasa yakin dengan datangnya pertolongan Allah. Tidak
merasa sombong jika seruan dakwah diterima oleh sasaran dakwah. Banyak
mensucikan dan memuji keagungan Allah dan mohon ampunan. Sehingga dengan
demikian problematika bisa kita minimalisir dengan mudah.