Penulis :
Azmi Wafiqoh
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Guru merupakan pihak yang paling sering dituding sebagai orang yang
paling bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan. Tudingan seperti itu
tidak sepenuhnya benar, mengingat masih banyak sekali komponen pendidikan yang
berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Namun demikian, guru merupakan
komponen yang paling strategis dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, banyak
pihak menaruh harapan besar terhadap guru dalam meningkatkan kualitas
pendidikan.
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru sudah pasti akan
berhadapan dengan berbagai persoalan baik menyangkut peserta didik, subject
matter, maupun metode pembelajaran. Sebagai seorang profesional, guru harus
mampu membuat prefessional judgement yang didasarkan
pada data sekaligus teori yang akurat. Selain itu guru juga harus melakukan
peningkatan mutu pembelajaran secara terus menerus agar prestasi belajar
peserta didik optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut guru harus dibekali dengan
kemampuan meneliti, khususnya Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian tindakan kelas, cukup potensial untuk membantu
memecahkan masalah guru dalam menjalankan profesinya sekaligus guna
meningkatkan kinerjanya (purwadi, 1999). Akan tetapi, dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas masih banyak kendala yang dihadapi guru.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
yang dimaksud dengan PTK?
2. Apa
saja langkah umum dalam PTK?
3. Bagaimana prosedur plaksanaan PTK?
C.
TUJUAN
MASALAH
Dalam tujuan penulisan makalah yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas ini penyusun
ingin mengetahui jawaban atau informasi apa yang tertulis dalam rumusan masalah
diatas.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu bentuk kajian
reflektif oleh pelaku tindakan dan PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
guru dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan
yang dilakukan, dan memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran yang telah
dilakukan.
Hopkins dalam bukunya “A Thecher’s Guide Classroom Research”
(1993) menyatakan bahwa action researchadalah “...a form of
self-reflective inquiry undertaken by participant in a social (including
educational) situation in order to inprove the rationality and justice of: (1)
their own social or educational practices, (2) their understanding of these
practices, and (3) the situations in which practices are carried out”.
PTK itu bersifat practice driven dan action driven. Hal
ini berarti PTK bertujuan memperbaiki pengajaran secara praktis dan secara
langsung. Oleh karena itu, banyak kalangan menamakan PTK sebagai penelitian
praktis (practical inquiry).PTK hanya memusatkan perhatian pada
permasalahan yang spesifik dan kontekstual sehingga tidak terlalu menghiraukan
kerepresentifan sampel karena berbeda dari penelitian formal.
Tujuan dan Manfaat PTK
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut
dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk
meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Tujuan khusus
PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau
meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Secara lebih rinci tujuan
PTK antara lain:
1. Meningkatkan mutu isi,
masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
2. Membantu guru dan tenaga
kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di
dalam dan luar kelas.
3. Meningkatkan sikap
profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Menumbuh-kembangkan
budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam
melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.
Dengan demikian
output atau hasil yang diharapkan melalui PTK adalah peningkatan atau perbaikan
kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Dengan
memperhatikan tujuan dan hasil yang dapai dapat dicapai melalui PTK, terdapat
sejumlah manfaat PTK antara lain sebagai berikut:
a. Menghasilkan
laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para pendidik
(guru) untuk meningkatkan kulitas pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang
dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah untuk
berbagai kepentingan antara lain disajikan dalam forum ilmiah.
b. Menumbuhkembangkan
kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di
kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung professionalisme dan karir pendidik.
c. Mewujudkan kerja sama,
kaloborasi, dan atau sinergi antarpendidik dalam satu sekolah atau beberapa
sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pembelajaran dan
meningkatkan mutu pembelajaran.
d. Meningkatkan kemampuan
pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai
dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas..
e. Memupuk dan meningkatkan
keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun
dapat meningkat.
f. Mendorong terwujudnya
proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, serta
melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan
dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.
Karakteristik
Penelitian Tindakan Kelas
PTK merupakan bentuk penelitian tindakan yang diterapkan dalam
aktivitas pembelajaran di kelas. Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan nyata
yang dilakukan sebagai bagian dari kegiatan penelitian dalam rangka memecahkan
masalah pembelajaran di kelas.
Terdapat sejumlah karakteristik yang merupakan keunikan PTK
dibandingkan dengan penelitian pada umumnya,
antara lain sebagai berikut:
1. PTK merupakan kegiatan
yang berupaya memecahkan masalah pembelajaran, dengandukungan ilmiah.
2. PTK merupakan bagian
penting upaya pengembangan profesi guru melalui aktivitas berpikir kritis dan
sistematis serta membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatan.
3. Persoalahan yang
dipermasalahkan dalam PTK berasal dari adanya permasalahan nyata dan aktual
(yang terjadi saat ini) dalam pembelajaran di kelas.
4. PTK dimulai dari
permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang
terjadi di dalam kelas.
5. Adanya kolaborasi
(kerjasama) antara praktisi (guru dan kepala sekolah) dengan peneliti dalam hal
pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang
akhirnya melahirkan kesamaan tentang tindakan (action) .
Prinsip-prinsip PTK
Terdapat beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru (peneliti) dalam pelaksanaan PTK
yaitu sebagai berikut:
— Tugas utama guru adalah mengajar: PTK tidak
boleh menganggu komitmen mengajar
— Pengumpulan data tidak menyita waktu yang
mengganggu proses pembelajaran
— Metodologi harus reliable : guru dapat
mengidentifikasi dan merumuskan hipotesis secara cukup meyakinkan,
mengembangkan strategi, memperoleh data untuk menjawab hipotesis
— Masalah PTK: harus bedasarkan yg dia temukan
di kelas didasarkan kemauan untuk mengatasinya
— Memiliki kepedulian tinggi dalam prosedur
etika: diketahui pimpinan lembaga, rekan guru, etika akademik
— Permasalahan harus dilihat dari perspektif
sekolah secara luas, tidak semata-mata kelas dan mata pelajaran tertentu.
2.
Langkah –
langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas
Langkah-langkah umum dalam PTK
bervariasi, namun ada beberapa langkah pokok yang hendaknya diikuti dalam
melakukan PTK. Langkah-langkah tersebut yaitu:
1.
Mengidentifikasi
dan merumuskan masalah
Dalam dunia pendidikan,
contoh-contoh garapan PTK antara lain adalah;
1). Metode mengajar dan
strategi mengajar, 2). Prosedur evaluasi, 3). Penanaman maupun perubahan sikap
dan nilai, 4). Pengembangan profesionalisme guru, misalnya meningkatkan
keterampilan mengajar, mengembangkan metode mengajar baru, menambahkan
kemampuan analisis, 5). pengelolaan dan kontrol 6). Administrasi.
Masalah yang dapat dilakukan PTK
adalah masalah harus;
(a).Riil, artinya harus benar-benar
dibawah kewenangan guru dalam memecahkan masalah itu datang dari
pengamatan/pengalaman guru sendiri melalui kegiatan sehari-hari.
(b). Masalah harus problematik
(c). Masalah harus memberi manfaat yang jelas
(d). Masalah PTK harus feasible (dapat dipecahkan atau ditangani)
2.
Manganalisis masalah
Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi
problem yang mungkin ada untuk mengidentifikasi aspek-aspek pentingnya, dan
untuk memberikan penekanan yang memadai. Analisis masalah melibatkan berbagai
jenis kegiatan, tergantung pada kesulitan yang ditunjukkan dalam pertanyaan
masalahny:a, analisis tentang sebab akibat tentang data penelitian yang
tersedia atau mengamankan data pendahuluan untuk melihat dalam penelitian
tentang masalahnya.
3.
Merumuskan hipotesis tindakan
Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau
hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat
tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. Untuk
sampai pada pemilihan tindakan yang tepat, peneliti hendaknya mencari masukan
dari orang lain yang terkait sehingga wawasannya terbuka.
4. Membuat
rencana tindakan dan pemantauannya
Rencana
tindakan hendaknya memuat informasi tentang hal-hal berikut ;
1)
Apa yang
diperlukan untuk menentukan kemungkinan terpecahkannya masalah
yang telah
dirumuskan
2)
Alat dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti/data
3)
Perekaman/pencatatan data dan pengolahannya
4)
Rencana untuk melaksanakan tindakan dan evaluasi hasilnya
5. Melaksanakan
tindakan dan mengamatinya
Dalam PTK bersifat fleksibel, artinya jika sesuatu memerlukan
perubahan itu mengandung tercapainya perbaikan. Pada saat tindakan dilaksanakan
itulah pengumpulan data dilakukan. Data mencakup Semua yang dilakukan oleh
siapa pun yang ada dalam situasi terkait, perubahan-perubahan yang perlu
dilakukan, pengaruh suatu kegiatan (sikap, motivasi, prestasi), pola interaksi
yang terjadi, dan proses yang berlangsung. Data dapat dikumpulkan melalui
teknik-teknik berikut : catatan anekdot, catatan interaksi, deskripsi perilaku
ekologis, analisis sosiometrrik, jadwal dan ceking interaksi, rekaman audio,
foto dan slide dan kinerja subjek penelitian pada kegiatan tersebut.
6. Mengelola
dan menafsirkan data
Semua data hendaknya diperiksa untuk dijadikan landasan untuk
melakukan refleksi. Perbandingan data antarpencatat/peneliti atau antar teknik
dilakukan untuk meningkatkan obyektivitas. Untuk menentukan apakah perbaikan
yang diinginkan telah terjadi, data tentang perubahan perilaku, sikap, motivasi
dan pengetahuan dianalisis. Bila perubahan dicatat secara kualitatif hendaknya
ditentukan indikator-indikator deskreptifnya sehingga perubahan yang terjadi
akan dapat diperiksa oleh semua pihak. Hasil analisis disajikan secara
kualitatif deskriptif dan mungkin dalam aspek tertentu secara kuantitatif.
7. Melaporkan
Hasil
Hasil analisis data dilaporkan, dan laporan hendaknya mencakup
ulasan lengkap tentang pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan bersama
pelaksanaan pemantauannya serta perubahan yang terjadi.
3.
Prosedur
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa
hal yang harus dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan PTK antara lain: ide
awal, prasurvei, diagnosis, menyusun tim peneliti, perencanaan tindakan,
implementasi tindakan, observasi, refleksi, proposal, dan laporan.
1.
Ide Awal.
Ide awal biasanya berawal dari guru yang memiliki permasalahan
kelas dan permasalah individu dalam kelas yang diasuhnya. Permasalahan
pembelajaran bisa disebabkan oleh permasalahan kelas, yaitu apabila mayoritas
siswa mengalami dan permasalahan individu bila hanya satu dua anak yang
mengalami. Gejala permasalahan kelas
yang mudah dikenali antara lain prestasi rendah, kelas pasif, partisipasi
rendah, motivasi belajar siswa rendah dan lainnya. Kadang-kadang ide datang
dari orang lain untuk melakukan PTK dengan mengajak guru di sekolah.
2. Prasurvei
Prasurvei
dilakukan bila ide awalnya datang dari luar sekolah. Tetapi kalau ide datang
dari guru sendiri, maka prasurvei dimaksudkan untuk pengamatan lebih dalam dan
cermat mengenai apa yang menjadi permasalahan dan diagnosis penyebab.
3. Diagnosis
Ibarat dokter
yang akan menyembuhkan keluhan sakit dari pasien, peneliti melakukan diagnosis
penyebab dari permasalahan di kelas yang
dirasakan guru. Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang cukup dari peneliti
dan timnya diagnosis biasanya dapat dilakukan dengan baik dan tepat. Misalnya
gejala rendahnya prestasi (fenomena) perlu didiagnosis penyebabnya. Rendahnya
prestasi bisa disebabkan oleh siswa, misalnya: kurang minat, tidak termotivasi,
rendahnya kemampuan analitik, sintesis dan lain-lainnya. Obat secara langsung
tidak meningkatkan prestasi tetapi akan menyembuhkan penyebab rendahnya
prestasi siswa.
4. Menyusun Tim Peneliti
PTK harus
dilakukan secara kolaboratif, artinya dilakukan dengan kerjasama orang lain.
Meskipun bisa dilakukan sendiri (penelitian mandiri), peneliti tetap memerlukan
“kolaborator”, yang berfungsi sebagai critical friend(teman tetapi kritis).
Kolaborator wajib untuk menjaga kepercayaan terhadap hasil penelitian yang
dilakukan. Bila penelitian mandiri maka kolaborator harus ikut menyusun
proposal, melakukan pengamatan dampak tindakan, dan refleksi. Bila penelitian
kelompok maka dari awal semua anggota tim harus terlibat dari penyusunan
proposal, melakukan tindakan, observasi efek tindakan, dan penyunan laporan.
5. Melakukan Perencanaan Tindakan
Bila penyebab
utama permasalahan kelas ditemukan, maka langkah berikutnya yaitu merencanakan
tindakan. Tindakan harus berdasarkan teori-teori belajar, metode, strategi
mengajar yang telah ada dan dari hasil penelitian sebelumnya mengenai tindakan
tersebut. Peneliti perlu menentukan kriteria keberhasilan dari tindakan yang
akan dilakukan agar ada target yang akan dicapai. Misalnya tindakan dianggap
berhasil bila 80% siswa motivasinya pada kategori baik. Bagaimana bila tindakan
hanya coba-coba? Bila demikian maka gejala penyakit tidak sembuh, bahkan bisa
menimbulkan masalah, atau siklus tidak akan pernah selesai karena tindakan yang
salah dan secara metodologi tidak tepat. Rencana tindakan harus dituliskan
dengan jelas dan harus tampak pada RPP. Rencana tindakan hanya untuk siklus
pertama. Untuk siklus kedua dan seterusnya rencana tindakan baru disusun
berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.
6. Implementasi Tindakan
Rencana
tindakan diimplementasikan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran guru seperti
yang direncanakan. Rencana tindakan yang merupakan prosedur suatu metode,
strategi pembelajaran tertentu ini (mis. pembelajaran kooperatif dll), akan
dilaksanakan dalam konteks sekolah tersebut. Kondisi sekolah ini tentu berbeda
dengan kondisi sekolah ketika pembelajaran kooperatif dilaksanakan pertama kali
atau berbeda dengan sekolah di Amerika atau tempat lain. Ada kemungkinan
berhasilnya pembelajaran kooperatif pada sekolah yang dipakai penelitian sama
atau mungkin berbeda. Perbedaan justru penting bagi peneliti karena menjadi
temuan baru untuk memperbaiki metode kooperatif untuk bisa digunakan oleh
sekolah tersebut.
7. Observasi atau Monitoring
Segera setelah
tindakan dilakukan maka observasi atau monitoring dilakukan untuk mengamati
dampak atau efek dari tindakan tersebut. Sebaiknya fokus pengamatan tidak
banyak, satu-tiga hal saja agar lembar observasi tidak rumit. Usahakan lembar
obsevasi sesederhana mungkin tetapi bisa mencakup indikator yang bisa mewakili
variabel yang diamati. Observasi juga bisa dilakukan alat perekam
mekanik-elektronik.
8. Refleksi
Refleksi adalah
evaluasi secara jujur oleh tim dan kolaborator terhadap proses dan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Refleksi dimaksudkan untuk
mengindentifikasi kekurangan baik proses maupun hasilnya yang belum menunjukkan
hasil maksimal. Bila sudah ditemukan kekurangannya, maka tim perlu mencari
kekurangan dan menentukan solusi. Rancangan tindakan pada siklus berikutnya
harus sudah disesuaikan dengan hasil refleksi. Perbaikan tindakan akan terus
dilakukan sampai pada keadaan saturasi, yaitu keadaan yang tidak akan ada
peningkatan lagi meskipun prosedur diubah-ubah. Pada saat inilah penelitian
dihentikan.
9. Seminar Proposal
Sebaiknya tim
mempresentasikan proposal dan instrumen penelitian (lembar observasi atau
pedoman wawancara kalau ada) dari penelitian tindakan kelasnya di depan para
ahli yang sesuai dengan bidang yang diteliti. Siapa para ahli tersebut?
Pengertian tidak bearti dosen atau dari kalangan perguruan tinggi. Ahli bisa
guru-guru yang mengajar subjek yang sama, guru berpengalaman, guru yang pernah
melakukan PTK, atau ahli dari perguruan tinggi. Jadi
peneliti bisa mempresentasikan di depan forum KKG, MGMP dan semacamnya agar
mendapatkan masukan dan validitas ahli. Bila tim peneliti tidak memiliki
anggota yang ahli dalam metodologi sebaiknya melibatkan pembimbing dari kalangan
perguruan tinggi atau guru yang pernah melakukan PTK. Bukti presensi seminar
nanti dilampirkan pada laporan.
10. Laporan Penelitian
Pada akhir
penelitian peneliti harus membuat laporan penelitian sebagai pertanggungjawaban
administrasi kepada sponsor dan untuk keperluan proses pengakuan selanjutnya.
Laporan hasil penelitian juga harus diseminarkan pada forum KKG atau MGMP untuk
mendapatkan masukan dan meningkatkan kualitas serta validitas hasil penelitian.
PENUTUP
Kesimpulan:
PTK itu bersifat practice driven
dan action driven. Hal ini berarti PTK bertujuan memperbaiki pengajaran
secara praktis dan secara langsung. Oleh karena itu, banyak kalangan menamakan
PTK sebagai penelitian praktis (practical inquiry). PTK hanya memusatkan
perhatian pada permasalahan yang spesifik dan kontekstual sehingga tidak
terlalu menghiraukan kerepresentifan sampel karena berbeda dari penelitian
formal.
Langkah-langkah umum dalam PTK
bervariasi, namun ada beberapa langkah pokok yang hendaknya diikuti dalam
melakukan PTK. Langkah-langkah tersebut yaitu:
1.
Mengidentifikasi
dan merumuskan masalah
2.
Manganalisis
masalah
3.
Merumuskan
hipotesis tindakan
4.
Membuat rencana
tindakan dan pemantauannya
5.
Melaksanakan
tindakan dan mengamatinya
6.
Mengelola dan
menafsirkan data, dan
7.
Melaporkan
Hasil
Ada beberapa hal yang harus dilakukan
oleh peneliti sebelum melakukan PTK antara lain: ide awal, prasurvei,
diagnosis, menyusun tim peneliti, perencanaan tindakan, implementasi tindakan,
observasi, refleksi, proposal, dan laporan.
Daftar Pustaka
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan
Supardi. 2006. Peneilitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara.
Hasan, M.Zaini.1996. Penelitian
Tindakan. Surabaya: Balai Penataran Guru.
Suranto, Basrowi, dan Sukidin.2010. ManajemenPeneilitian
Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cedekia.