Thursday, February 11, 2016

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Penulis :
Azmi Wafiqoh


PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Guru merupakan pihak yang paling sering dituding sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan. Tudingan seperti itu tidak sepenuhnya benar, mengingat masih banyak sekali komponen pendidikan yang berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Namun demikian, guru merupakan komponen yang paling strategis dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, banyak pihak menaruh harapan besar terhadap guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru sudah pasti akan berhadapan dengan berbagai persoalan baik menyangkut peserta didik, subject matter, maupun metode pembelajaran. Sebagai seorang profesional, guru harus mampu membuat prefessional judgement  yang didasarkan pada data sekaligus teori yang akurat. Selain itu guru juga harus melakukan peningkatan mutu pembelajaran secara terus menerus agar prestasi belajar peserta didik optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut guru harus dibekali dengan kemampuan meneliti, khususnya Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian tindakan kelas, cukup potensial untuk membantu memecahkan masalah guru dalam menjalankan profesinya sekaligus guna meningkatkan kinerjanya (purwadi, 1999). Akan tetapi, dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas masih banyak kendala yang dihadapi guru.


B.      RUMUSAN MASALAH

1.     Apa yang dimaksud dengan PTK?
2.     Apa saja langkah umum dalam PTK?
3.   Bagaimana prosedur plaksanaan PTK?


C.      TUJUAN MASALAH

Dalam tujuan penulisan makalah yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas ini penyusun ingin mengetahui jawaban atau informasi apa yang tertulis dalam rumusan masalah diatas.
PEMBAHASAN


1.   Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu bentuk kajian reflektif oleh pelaku tindakan dan PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, dan memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran yang telah dilakukan.
Hopkins dalam bukunya “A Thecher’s Guide Classroom Research” (1993) menyatakan bahwa action researchadalah “...a form of self-reflective inquiry undertaken by participant in a social (including educational) situation in order to inprove the rationality and justice of: (1) their own social or educational practices, (2) their understanding of these practices, and (3) the situations in which practices are carried out”.
PTK itu bersifat practice driven dan action driven. Hal ini berarti PTK bertujuan memperbaiki pengajaran secara praktis dan secara langsung. Oleh karena itu, banyak kalangan menamakan PTK sebagai penelitian praktis (practical inquiry).PTK hanya memusatkan perhatian pada permasalahan yang spesifik dan kontekstual sehingga tidak terlalu menghiraukan kerepresentifan sampel karena berbeda dari penelitian formal.

Tujuan dan Manfaat PTK
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Secara lebih rinci tujuan PTK antara lain:
1.    Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
2.    Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
3.    Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
4.    Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.
Dengan demikian output atau hasil yang diharapkan melalui PTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Dengan memperhatikan tujuan dan hasil yang dapai dapat dicapai melalui PTK, terdapat sejumlah manfaat PTK antara lain sebagai berikut:
a.    Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan kulitas pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan antara lain disajikan dalam forum ilmiah.
b.  Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung professionalisme dan karir pendidik.
c.    Mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antarpendidik dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
d.    Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas..
e.    Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat.
f.     Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
PTK merupakan bentuk penelitian tindakan yang diterapkan dalam aktivitas pembelajaran di kelas. Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan nyata yang dilakukan sebagai bagian dari kegiatan penelitian dalam rangka memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Terdapat sejumlah karakteristik yang merupakan keunikan PTK dibandingkan dengan penelitian pada umumnya,  antara lain sebagai berikut:
1.    PTK merupakan kegiatan yang berupaya memecahkan masalah pembelajaran, dengandukungan ilmiah.
2.    PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru melalui aktivitas berpikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatan.
3.    Persoalahan yang dipermasalahkan dalam PTK berasal dari adanya permasalahan nyata dan aktual (yang terjadi saat ini) dalam pembelajaran di kelas.
4.    PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
5.    Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru dan kepala sekolah) dengan peneliti dalam hal pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tentang tindakan (action) .

Prinsip-prinsip PTK
            Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru (peneliti) dalam pelaksanaan PTK yaitu sebagai berikut:
  Tugas utama guru adalah mengajar: PTK tidak boleh menganggu komitmen mengajar
  Pengumpulan data tidak menyita waktu yang mengganggu proses pembelajaran
  Metodologi harus reliable : guru dapat mengidentifikasi dan merumuskan hipotesis secara cukup meyakinkan, mengembangkan strategi, memperoleh data untuk menjawab hipotesis
  Masalah PTK: harus bedasarkan yg dia temukan di kelas didasarkan kemauan untuk mengatasinya
  Memiliki kepedulian tinggi dalam prosedur etika: diketahui pimpinan lembaga, rekan guru, etika akademik
  Permasalahan harus dilihat dari perspektif sekolah secara luas, tidak semata-mata kelas dan mata pelajaran tertentu.


2.   Langkah – langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas
Langkah-langkah umum dalam PTK bervariasi, namun ada beberapa langkah pokok yang hendaknya diikuti dalam melakukan PTK. Langkah-langkah tersebut yaitu:
1.     Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
      Dalam dunia pendidikan, contoh-contoh garapan PTK antara lain adalah;
1). Metode mengajar  dan strategi mengajar, 2). Prosedur evaluasi, 3). Penanaman maupun perubahan sikap dan nilai, 4). Pengembangan profesionalisme guru, misalnya meningkatkan keterampilan mengajar, mengembangkan metode mengajar baru, menambahkan kemampuan analisis, 5). pengelolaan dan kontrol 6). Administrasi.
Masalah yang dapat dilakukan PTK adalah masalah harus;
(a).Riil, artinya harus benar-benar dibawah kewenangan guru dalam memecahkan masalah itu datang dari pengamatan/pengalaman guru sendiri melalui kegiatan sehari-hari.
(b). Masalah harus problematik
(c). Masalah harus memberi manfaat yang jelas
(d). Masalah PTK harus feasible (dapat dipecahkan atau ditangani)
2.   Manganalisis masalah
Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi problem yang mungkin ada untuk mengidentifikasi aspek-aspek pentingnya, dan untuk memberikan penekanan yang memadai. Analisis masalah melibatkan berbagai jenis kegiatan, tergantung pada kesulitan yang ditunjukkan dalam pertanyaan masalahny:a, analisis tentang sebab akibat tentang data penelitian yang tersedia atau mengamankan data pendahuluan untuk melihat dalam penelitian tentang masalahnya.
3.   Merumuskan hipotesis tindakan
Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. Untuk sampai pada pemilihan tindakan yang tepat, peneliti hendaknya mencari masukan dari orang lain yang terkait sehingga wawasannya terbuka.
4.    Membuat rencana tindakan dan pemantauannya
       Rencana tindakan hendaknya memuat informasi tentang hal-hal berikut ;
1)     Apa yang diperlukan untuk menentukan kemungkinan terpecahkannya masalah
yang telah dirumuskan
2)   Alat dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti/data
3)   Perekaman/pencatatan data dan pengolahannya
4)   Rencana untuk melaksanakan tindakan dan evaluasi hasilnya
5.    Melaksanakan tindakan dan mengamatinya
Dalam PTK bersifat fleksibel, artinya jika sesuatu memerlukan perubahan itu mengandung tercapainya perbaikan. Pada saat tindakan dilaksanakan itulah pengumpulan data dilakukan. Data mencakup Semua yang dilakukan oleh siapa pun yang ada dalam situasi terkait, perubahan-perubahan yang perlu dilakukan, pengaruh suatu kegiatan (sikap, motivasi, prestasi), pola interaksi yang terjadi, dan proses yang berlangsung. Data dapat dikumpulkan melalui teknik-teknik berikut : catatan anekdot, catatan interaksi, deskripsi perilaku ekologis, analisis sosiometrrik, jadwal dan ceking interaksi, rekaman audio, foto dan slide dan kinerja subjek penelitian pada kegiatan tersebut.
6.    Mengelola dan menafsirkan data
Semua data hendaknya diperiksa untuk dijadikan landasan untuk melakukan refleksi. Perbandingan data antarpencatat/peneliti atau antar teknik dilakukan untuk meningkatkan obyektivitas. Untuk menentukan apakah perbaikan yang diinginkan telah terjadi, data tentang perubahan perilaku, sikap, motivasi dan pengetahuan dianalisis. Bila perubahan dicatat secara kualitatif hendaknya ditentukan indikator-indikator deskreptifnya sehingga perubahan yang terjadi akan dapat diperiksa oleh semua pihak. Hasil analisis disajikan secara kualitatif deskriptif dan mungkin dalam aspek tertentu secara kuantitatif.
7.    Melaporkan Hasil
Hasil analisis data dilaporkan, dan laporan hendaknya mencakup ulasan lengkap tentang pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan bersama pelaksanaan pemantauannya serta perubahan yang terjadi.


3.   Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan PTK antara lain: ide awal, prasurvei, diagnosis, menyusun tim peneliti, perencanaan tindakan, implementasi tindakan, observasi, refleksi, proposal, dan laporan.
1.     Ide Awal.
Ide awal biasanya berawal dari guru yang memiliki permasalahan kelas dan permasalah individu dalam kelas yang diasuhnya. Permasalahan pembelajaran bisa disebabkan oleh permasalahan kelas, yaitu apabila mayoritas siswa mengalami dan permasalahan individu bila hanya satu dua anak yang mengalami.  Gejala permasalahan kelas yang mudah dikenali antara lain prestasi rendah, kelas pasif, partisipasi rendah, motivasi belajar siswa rendah dan lainnya. Kadang-kadang ide datang dari orang lain untuk melakukan PTK dengan mengajak guru di sekolah.
2.    Prasurvei
Prasurvei dilakukan bila ide awalnya datang dari luar sekolah. Tetapi kalau ide datang dari guru sendiri, maka prasurvei dimaksudkan untuk pengamatan lebih dalam dan cermat mengenai apa yang menjadi permasalahan dan diagnosis penyebab.
3.    Diagnosis
Ibarat dokter yang akan menyembuhkan keluhan sakit dari pasien, peneliti melakukan diagnosis penyebab dari permasalahan  di kelas yang dirasakan guru. Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang cukup dari peneliti dan timnya diagnosis biasanya dapat dilakukan dengan baik dan tepat. Misalnya gejala rendahnya prestasi (fenomena) perlu didiagnosis penyebabnya. Rendahnya prestasi bisa disebabkan oleh siswa, misalnya: kurang minat, tidak termotivasi, rendahnya kemampuan analitik, sintesis dan lain-lainnya. Obat secara langsung tidak meningkatkan prestasi tetapi akan menyembuhkan penyebab rendahnya prestasi siswa.
4.    Menyusun Tim Peneliti
PTK harus dilakukan secara kolaboratif, artinya dilakukan dengan kerjasama orang lain. Meskipun bisa dilakukan sendiri (penelitian mandiri), peneliti tetap memerlukan “kolaborator”, yang berfungsi sebagai critical friend(teman tetapi kritis). Kolaborator wajib untuk menjaga kepercayaan terhadap hasil penelitian yang dilakukan. Bila penelitian mandiri maka kolaborator harus ikut menyusun proposal, melakukan pengamatan dampak tindakan, dan refleksi. Bila penelitian kelompok maka dari awal semua anggota tim harus terlibat dari penyusunan proposal, melakukan tindakan, observasi efek tindakan, dan penyunan laporan.
5.    Melakukan Perencanaan Tindakan
Bila penyebab utama permasalahan kelas ditemukan, maka langkah berikutnya yaitu merencanakan tindakan. Tindakan harus berdasarkan teori-teori belajar, metode, strategi mengajar yang telah ada dan dari hasil penelitian sebelumnya mengenai tindakan tersebut. Peneliti perlu menentukan kriteria keberhasilan dari tindakan yang akan dilakukan agar ada target yang akan dicapai. Misalnya tindakan dianggap berhasil bila 80% siswa motivasinya pada kategori baik. Bagaimana bila tindakan hanya coba-coba? Bila demikian maka gejala penyakit tidak sembuh, bahkan bisa menimbulkan masalah, atau siklus tidak akan pernah selesai karena tindakan yang salah dan secara metodologi tidak tepat. Rencana tindakan harus dituliskan dengan jelas dan harus tampak pada RPP. Rencana tindakan hanya untuk siklus pertama. Untuk siklus kedua dan seterusnya rencana tindakan baru disusun berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.
6.    Implementasi Tindakan
Rencana tindakan diimplementasikan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran guru seperti yang direncanakan. Rencana tindakan yang merupakan prosedur suatu metode, strategi pembelajaran tertentu ini (mis. pembelajaran kooperatif dll), akan dilaksanakan dalam konteks sekolah tersebut. Kondisi sekolah ini tentu berbeda dengan kondisi sekolah ketika pembelajaran kooperatif dilaksanakan pertama kali atau berbeda dengan sekolah di Amerika atau tempat lain. Ada kemungkinan berhasilnya pembelajaran kooperatif pada sekolah yang dipakai penelitian sama atau mungkin berbeda. Perbedaan justru penting bagi peneliti karena menjadi temuan baru untuk memperbaiki metode kooperatif untuk bisa digunakan oleh sekolah tersebut.
7.    Observasi atau Monitoring
Segera setelah tindakan dilakukan maka observasi atau monitoring dilakukan untuk mengamati dampak atau efek dari tindakan tersebut. Sebaiknya fokus pengamatan tidak banyak, satu-tiga hal saja agar lembar observasi tidak rumit. Usahakan lembar obsevasi sesederhana mungkin tetapi bisa mencakup indikator yang bisa mewakili variabel yang diamati. Observasi juga bisa dilakukan alat perekam mekanik-elektronik.
8.    Refleksi
Refleksi adalah evaluasi secara jujur oleh tim dan kolaborator terhadap proses dan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Refleksi dimaksudkan untuk mengindentifikasi kekurangan baik proses maupun hasilnya yang belum menunjukkan hasil maksimal. Bila sudah ditemukan kekurangannya, maka tim perlu mencari kekurangan dan menentukan solusi. Rancangan tindakan pada siklus berikutnya harus sudah disesuaikan dengan hasil refleksi. Perbaikan tindakan akan terus dilakukan sampai pada keadaan saturasi, yaitu keadaan yang tidak akan ada peningkatan lagi meskipun prosedur diubah-ubah. Pada saat inilah penelitian dihentikan.
9.    Seminar Proposal
Sebaiknya tim mempresentasikan proposal dan instrumen penelitian (lembar observasi atau pedoman wawancara kalau ada) dari penelitian tindakan kelasnya di depan para ahli yang sesuai dengan bidang yang diteliti. Siapa para ahli tersebut? Pengertian tidak bearti dosen atau dari kalangan perguruan tinggi. Ahli bisa guru-guru yang mengajar subjek yang sama, guru berpengalaman, guru yang pernah melakukan PTK, atau ahli dari perguruan tinggi. Jadi peneliti bisa mempresentasikan di depan forum KKG, MGMP dan semacamnya agar mendapatkan masukan dan validitas ahli. Bila tim peneliti tidak memiliki anggota yang ahli dalam metodologi sebaiknya melibatkan pembimbing dari kalangan perguruan tinggi atau guru yang pernah melakukan PTK. Bukti presensi seminar nanti dilampirkan pada laporan.
10.  Laporan Penelitian
Pada akhir penelitian peneliti harus membuat laporan penelitian sebagai pertanggungjawaban administrasi kepada sponsor dan untuk keperluan proses pengakuan selanjutnya. Laporan hasil penelitian juga harus diseminarkan pada forum KKG atau MGMP untuk mendapatkan masukan dan meningkatkan kualitas serta validitas hasil penelitian.




















PENUTUP

Kesimpulan:

       PTK itu bersifat practice driven dan action driven. Hal ini berarti PTK bertujuan memperbaiki pengajaran secara praktis dan secara langsung. Oleh karena itu, banyak kalangan menamakan PTK sebagai penelitian praktis (practical inquiry). PTK hanya memusatkan perhatian pada permasalahan yang spesifik dan kontekstual sehingga tidak terlalu menghiraukan kerepresentifan sampel karena berbeda dari penelitian formal.

       Langkah-langkah umum dalam PTK bervariasi, namun ada beberapa langkah pokok yang hendaknya diikuti dalam melakukan PTK. Langkah-langkah tersebut yaitu:
1.     Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
2.     Manganalisis masalah
3.     Merumuskan hipotesis tindakan
4.     Membuat rencana tindakan dan pemantauannya
5.     Melaksanakan tindakan dan mengamatinya
6.     Mengelola dan menafsirkan data, dan
7.     Melaporkan Hasil

       Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan PTK antara lain: ide awal, prasurvei, diagnosis, menyusun tim peneliti, perencanaan tindakan, implementasi tindakan, observasi, refleksi, proposal, dan laporan.







Daftar Pustaka


Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Peneilitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara.
Hasan, M.Zaini.1996. Penelitian Tindakan. Surabaya: Balai Penataran Guru.
Suranto, Basrowi, dan Sukidin.2010. ManajemenPeneilitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cedekia.